(Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa VII – Rabu, 22 Mei 2013)
Kata Yohanes kepada
Yesus, “Guru, kami melihat seseorang yang bukan pengikut kita mengusir setan
demi nama-Mu, lalu kami cegah dia, karena dia bukan pengikut kita.” Tetapi kata
Yesus, “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mukjizat
demi nama-Ku dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Siapa saja yang tidak
melawan kita, ia ada di pihak kita. (Mrk 9:38-40)
Bacaan Pertama: Sir
4:11-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:165,168,171-172,174-175
Masalah Iblis dan
roh-roh jahat pengikutnya merupakan sesuatu yang kontroversial di beberapa
tempat. Cukup banyak orang – termasuk sejumlah teolog – akan menyangkal
realitas yang menyangkut keberadaan Iblis dan dan roh-roh jahat. Mereka
menyatakan bahwa Iblis dan roh-roh jahat adalah suatu kepercayaan takhayul kuno
atau salah diagnosa yang sangat patut disayangkan atas apa yang sekarang kita
klasifikasikan sebagai gangguan-gangguan psikologis (Inggris: psychological
disturbances).
Gereja Katolik
tetap mengajarkan bahwa Iblis dan roh-roh jahatnya adalah sesat dan menyesatkan
realitas-realitas. Mereka tersembunyi – tak kelihatan – namun mereka terus
bekerja melawan Kerajaan Allah dengan aktif seperti pada zaman Yesus.
Katekismus Gereja Katolik (KGK) memperkenalkan Iblis dan roh-roh jahat sebagai
berikut:
“Di balik keputusan
nenek moyang kita untuk membangkang terdengar satu suara penggoda yang
bertentangan dengan Allah (Kej 3:1-5), yang memasukkan mereka ke dalam maut
karena iri hati (Keb 2:24). Kitab Suci dan Tradisi melihat dalam wujud ini
seorang malaikat yang jatuh, yang dinamakan setan atau iblis (Yoh 8:44; Why
12:9). Gereja mengajar bahwa dia pada mulanya adalah malaikat baik yan
diciptakan Allah. “Setan dan roh-roh jahat lain menurut kodrat memang
diciptakan baik oleh Allah, tetapi mereka menjadi jahat karena kesalahan
sendiri” [Konsili Lateran IV, 1215: DS 800] (KGK 391).
Semua ajaran ini
masuk akal bagi sensibilitas keagamaan kita, namun hanya mengetahui bahwa Setan
atau Iblis itu sungguh riil tidaklah cukup. Mempunyai informasi adalah satu hal,
namun adalah hal yang lebih penting adalah apabila kita dapat memperoleh
peringatan dini. Kita perlu belajar tentang cara Iblis dan begundal-begundalnya
bekerja sehingga kita dapat menjadi lebih cerdik lagi dalam menghadapi
godaan-godaan mereka.
Satu pendekatan
licik yang secara khusus digunakan Iblis adalah memecah-belah keluarga-keluarga
anak-anak Allah. “Pendakwa saudara-saudara seiman kita” (Why 2:10) senang
sekali membuat para saudara untuk mendakwa/menuduh satu sama lain … berseteru!”
Bilamana kita mengalami pemikiran-pemikiran yang negatif dan menuduh orang lain
– teristimewa jika pemikiran-pemikiran itu sungguh kuat – kita harus waspada
dan mengambil langkah-langkah guna melawan pemikiran-pemikiran negatif itu.
Semua itu tidak memerlukan apa pun yang rumit. Menyerukan nama Yesus atau
memberkati diri kita dengan air suci dapat membungkam suara-suara ini. Membuat
“tanda salib” atau mengucapkan keras-keras sebuah ayat dari Kitab Suci dapat
efektif juga. Allah mempunyai kuat-kuasa yang jauh melampaui apa yang dimiliki
Iblis. Kecuali dalam kasus-kasus yang jarang terjadi dan diizinkan oleh Allah
berdasarkan alasan-alasan istimewa, Iblis akan lari ketika mendengar kita
berseru kepada Bapa surgawi.
DOA: Tuhan Yesus,
kami memuji Engkau karena memberikan kepada kami kemenangan atas Iblis dan
roh-roh jahatnya. Semoga kami senantiasa berpaling kepada-Mu untuk memohon
pertolongan-Mu dalam melawan kejahatan/ si Jahat, dan dalam melakukan
perbuatan-perbuatan baik. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan