Sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka berjual beli, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia dinyatakan. Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan istri Lot! Siapa saja yang berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan siapa saja yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.) Kata mereka kepada Yesus, “Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung-burung nasar.” (Luk 17:26-37)
Bacaan Pertama:
2Yoh 4-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 119:1,2,10-11,17-18
Sungguh tidak mudah
untuk memahami kasih Allah bagi kita seperti halnya dalam sejumlah sabda Yesus,
teristimewa ketika Dia berbicara mengenai kedatangan-Nya untuk kedua kali.
Bahkan barangkali kita memandang kedatangan Kerajaan Allah sebagai saat-saat
sulit-menakutkan, ketika keselamatan kita berada di luar jangkauan dan
“burung-burung nasar” sudah berterbangan di langit. Namun ini bukanlah gambaran
yang Yesus inginkan kita ambil dari bacaan ini. Yesus datang untuk memberikan
hidup berkelimpahan kepada kita: “Aku datang supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dengan berlimpah-limpah” (Yoh 10:10). Yesus tidak datang untuk
memberi keselamatan kepada kita yang kita sendiri tidak mampu untuk
mencapainya.
Sebagai umat
Kristiani, kita telah diangkat dari kematian dan dibawa ke dalam kehidupan oleh
belas kasih (kerahiman) Allah dan cintakasih-Nya. Kita sudah diselamatkan.
Sebelum kita menerima Yesus ke dalam hati kita, sesungguhnya kita tidak ubahnya
seperti domba tanpa gembala – hilang di hutan belantara, mangsa yang empuk bagi
musuh-musuh kita. Namun hal tersebut tidak lagi begitu. Kita adalah anak-anak
Allah. Masing-masing kita adalah bait Roh Kudus. Dan …… posisi kita dalam
Kristus sudah terjamin!
Jadi, daripada
terus-menerus dirundung rasa khawatir dan takut, kita seharusnya dipenuhi
dengan sukacita! Kita telah dibawa dekat kepada Allah oleh darah Kristus.
Dengan hidup dalam Roh-Nya, kita dapat berjalan dalam terang kasih-Nya dan
mengenal serta mengalami kebebasan yang semakin meningkat, …… kebebasan dari
dosa dan keterikatan. Kita tidak perlu lagi merasa khawatir dan takut akan
hidup kita. Sebaliknya, kita harus merasa khawatir dan takut bagi mereka yang
belum percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat – mereka yang hilang
di tengah hutan belantara dosa dan ketidakpedulian.
Kita sudah merangkul
keselamatan yang diberikan oleh-Nya dan hidup dalam ketaatan dan kasih akan
Allah. Oleh karena itu kita dapat bertindak seturut “Amanat Agung” yang
diberikan oleh Yesus Kristus sebelum Ia diangkat ke surga (lihat Mat 28:19-20),
yaitu menyebarkan Kabar Baik-Nya dalam kata-kata maupun perbuatan/tindakan
kita. Kita dapat menjadi seorang pewarta Kabar Baik yang memberi kesaksian atas
kasih dan kerahiman Allah. Dalam nama Yesus kita dapat mengundang mereka ke
dalam Kerajaan Allah.
Dengan demikian,
marilah kita singkirkan segala kekhawatiran dan keraguan kita. Diri kita dapat
dipenuhi dengan kuat-kuasa Roh Kudus. Marilah kita menyiapkan diri untuk
menyambut kedatangan Yesus Kristus untuk kedua kalinya pada akhir zaman.
Bagaimana? Dengan setiap hari hidup dalam keakraban dengan Yesus.
Persenjatailah diri anda dengan doa-doa syafaat bagi orang-orang yang
tidak/belum percaya kepada Yesus. Mulailah dengan mereka yang anda sudah kenal:
para anggota keluarga yang bukan Kristiani, para teman dan sahabat serta kenalan-kenalan
lainnya. Baiklah anda melangkah dalam iman, dengan penuh keyakinan bahwa Allah
sesungguhnya ingin menyelamatkan setiap orang di atas bumi ini.
Semoga kesaksian
kita atas kuat-kuasa Injil akan menarik banyak orang kepada Allah yang adalah
kasih, sehingga dengan demikian tidak ada lagi kesempatan bagi “burung-burung
nasar” untuk ramai-ramai berkerumun dan memangsa pada saat Tuhan Yesus datang
kembali kelak!
DOA: Tuhan Yesus,
kami rindu untuk mengenal Engkau lebih dalam lagi. Penuhilah hati kami dan
perkenankanlah kami masing-masing mendengar suara-Mu, agar dapat menjadi berkat
bagi orang-orang lain. Perkenankanlah kami, para murid-Mu, melihat Engkau
datang dalam kemuliaan pada akhir zaman, saat di mana kegelapan pada akhirnya
akan disingkirkan dari tengah-tengah kami. Dimuliakanlah nama-Mu senantiasa.
Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan