Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, November 21, 2012

YESUS MENANGIS


( Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Sesilia, Perawan & Martir – Kamis, 22 November 2012 )

Ketika Ia telah mendekati dan melihat kota itu, Yesus menangisinya, kata-Nya: “Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, ketika musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Mereka akan membinasakan engkau beserta dengan penduduk yang ada padamu, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat ketika Allah datang untuk menyelamatkan engkau.” (Luk 19:41-44)

Bacaan Pertama: Why 5:1-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-6,9

Sang penulis Injil – Lukas – seringkali menggunakan kontras-kontras yang kuat dalam berbagai narasinya. Misalnya dalam perumpamaan tentang orang kaya dan pengemis Lazarus (Luk 16:19-31), orang Farisi dan pemungut cukai (Luk 18:9-14). Bacaan Injil hari ini didahului dengan nyanyian-nyanyian penuh sukacita para murid yang mengiringi-Nya ketika rombongan-Nya mendekati Yerusalem – peristiwa yang dalam liturgi Gereja dikenal sebagai “Hari Minggu Palma”. Dengan suara nyaring mereka mereka memuji-muji Allah oleh karena segala mukjizat yang telah mereka lihat. Mereka menyanyikan Mazmur: “Terpujilah dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di surga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi!” (Mzm 118:26). Bagaimana dengan Yesus? Ia memandang kota Yerusalem, kemudian menangisi kota suci itu dan berkata: “Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu!” (Luk 19:42). Kemudian Yesus melanjutkan pernyataan-Nya itu dengan nubuatan-Nya tentang keruntuhan kota Yerusalem (Luk 19:43-44).

Yerusalem sebenarnya dapat menjadi pusat utama Kekristenan (Kristianitas), pusat dari mana pesan Kristiani dapat menyebar ke seluruh penjuru dunia. Karena penolakannya terhadap sang Mesias, maka Yerusalem hanya sebentar saja menjadi pusat penyebaran Kabar Baik Yesus Kristus. Pada tahun 70 kota itu praktis dihancur-leburkan oleh orang Romawi. Yesus sudah melihat peristiwa keruntuhan kota Yerusalem itu jauh hari sebelum terjadinya.

Oleh karena itulah Yesus menangisi kota Yerusalem. Ia mengetahui apa yang akan menimpa kota itu karena penduduknya menolak rahmat Allah. Sebenarnya para penduduk kota Yerusalem dapat mengetahui apa yang akan terjadi, namun mereka tidak mau mendengarkan sabda Allah. Mereka menolak Kristus!

Bagaimana dengan kita sendiri? Banyak dari rahmat Allah seringkali datang kepada kita dalam bentuk ajaran Gereja, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan diri kita agar dapat menjalani kehidupan Kristiani yang benar seturut ajaran Kristus sendiri, membimbing serta menuntun kita, dan memberikan kepada kita Sabda yang kudus dari Allah sendiri. Apakah kita memanfaatkan bimbingan serta tuntunan Allah melalui Gereja, dengan demikian memperoleh pengenalan sejati tentang apa saja yang benar dan/atau salah; juga bertumbuh dalam nilai-nilai Kristiani yang sejati?

Atau, apakah Yesus Kristus harus menangisi kita juga? Apakah Dia harus menangisi keluarga kita, komunitas kita, atau kota-kota kita? Apakah Dia harus menangis karena iman-kepercayaan kita yang lemah, karena kita tidak menaruh kepercayaan kepada-Nya, atau bahkan menolak diri-Nya? Apakah Dia menangis karena kita menolak untuk mendengarkan sabda-Nya atau bimbingan serta tuntunan dari Gereja-Nya?

DOA: Tuhan Yesus, kami sungguh tahu dan mengenal jalan menuju damai-sejahtera yang sejati, karena hal itu ada dalam Sabda-Mu, Gereja-Mu, yaitu Tubuh-Mu sendiri di atas bumi. Terpujilah nama-Mu selalu! Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan