( Bacaan Injil Misa
Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXXII – Kamis, 15 November 2012 )
FMM: Pesta Wafatnya Beata Marie de la Passion, Pendiri
Kongregasi FMM
Ketika ditanya oleh
orang-orang Farisi kapan Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, “Kerajaan
Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan:
Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada
di antara kamu.”
Lalu Ia berkata
kepada murid-murid-Nya, “Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari
hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Orang akan berkata
kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke
situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit
yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia
pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu
dan ditolak oleh orang-orang zaman ini. (Luk 17:20-25)
Bacaan Pertama: Flm
7-20; Mazmur Tanggapan: Mzm 146:7-10
Yesus sungguh ingin
kita mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan dan bahwa Kerajaan-Nya ada di sini, ada
di antara kita; bahwa Kabar Baik-Nya adalah sekarang. Ia mengatakan kepada
orang-orang Farisi yang bersikap skeptis dan tidak percaya, “… sesungguhnya
Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk 17:21).
Susahnya dengan
orang-orang Farisi, dan dengan kita juga, adalah mengenalinya, mata kita
dibutakan oleh terlalu banyak urusan lain. Orang-orang Farisi dibutakan oleh
“legalisme” mereka. Kita dibutakan oleh semua jenis pertimbangan duniawi.
Yesus mengatakan
bahwa Kerajaan Allah ada di antara kita. Jelas tidak begitu, bukan? Begitu
banyak penderitaan, begitu banyak penindasan dan kekerasan yang kita lihat
setiap hari, bukan? Di sisi lain, begitu sedikit cinta kasih yang ada di
sekeliling kita. Apakah Kerajaan Allah cocok (Inggris: compatible) dengan semua
penderitaan, kebencian, kemarahan, kekerasan, ketiadaan damai yang kita lihat
terus saja berlangsung di sekeliling kita? Tentu saja tidak! Namun ada satu
jawaban terhadap segala keburukan yang disebutkan tadi. Kerajaan Allah tidak
dipaksakan atas diri siapa saja. Yesus sebagai Tuhan bukanlah seorang diktator,
bukan seorang tyrant. Ia tidak akan mengganggu kebebasan kita.
Akan tetapi,
apabila kita memperkenankan Dia sebagai Tuhan, kalau kita
memperkenankan-pemerintahan-Nya, kerajaan-Nya, mengatur hidup kita, maka damai
sejahtera-Nya, kasih-Nya, sukacita-Nya dan segala buah Roh Kudus akan datang ke
dalam kehidupan kita.
Apabila semua orang
dan semua bangsa mau menerima pemerintahan Allah, menerima kenyataan bahwa
Yesus adalah Tuhan atas segalanya, maka kejahatan-kejahatan yang begitu tidak
cocok dengan Kerajaan Allah – kemiskinan, penindasan, kekerasan, ketiadaan
damai antara bangsa-bangsa, kebencian – semua ini akan menghilang. Paling
sedikit semua hal itu akan banyak berkurang dan kita pun akan mampu mengenali
pemerintahan Allah di tengah-tengah kita.
Jadi, di mana harus
kita mulai? Pertama-tama kita harus mengingat bahwa bangsa-bangsa terdiri dari
orang-orang, manusia! Dengan demikian kita harus mulai dengan diri kita
sendiri. Hari demi hari kita harus mencoba untuk hidup bersama Yesus sebagai
Tuhan. Kehendak-Nya harus menjadi faktor paling penting dalam semua keputusan
kita. Maka kita akan melakukan bagian kita untuk membuat pemerintahan Allah
menjadi kelihatan.
DOA: Tuhan Yesus,
kami sungguh menginginkan agar Engkau menjadi Tuhan dalam hidup kami, sehingga
dengan demikian kami dapat menjadi tanda-tanda kecil dari Kerajaan-Mu. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan