Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Isnin, November 26, 2012

KAPAN ITU AKAN TERJADI?


( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXXIV – Selasa, 27 November 2012 )
Fransiskan Konventual: Pesta S. Fransiskus-Antonius Pasani, Imam

Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah, betapa bangunan itu dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus, “Apa yang kamu lihat di situ – akan datang harinya ketika tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”

Lalu mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, kapan itu akan terjadi? Apa tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya, “Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: ‘Akulah Dia,’ dan: ‘Saatnya sudah dekat.’ Janganlah kamu mengikuti mereka. Apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu takut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.”

Ia berkata kepada mereka, “Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang menakutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit. (Luk 21:5-11)

Bacaan Pertama: Why 14:14-20; Mazmur Tanggapan: Mzm 96:10-13

Pada zaman Yesus Bait Suci di Yerusalem merupakan bangunan yang indah dan sangat mengesankan bagi siapa saja yang memandangnya. Herodus Agung baru saja membangunnya kembali, dari tahun 19 sampai tahun 9 SM. Bangunan Bait Suci ini dua kali lebih luas daripada bangunan sebelumnya dan lebih indah pula karena dipenuhi banyak hiasan.

Jadi, tidak mengherankanlah, apabila ada banyak orang yang datang ke Bait Suci pada waktu Yesus berkhotbah di tempat itu. Mereka mengagumi struktur dan berbicara mengenai keindahan serta betapa besar dan kokoh bangunan itu. Sebagai suatu umat, mereka sangat bangga akan Bait Suci mereka.

Jadi, tentunya mereka sangat terkejut pada saat mendengar Yesus “meramalkan” kehancuran Bait Suci yang baru itu, suatu kehancuran yang begitu besar sehingga “tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan” (Luk 21:6). Langsung saja mereka ingin memperoleh informasi terinci. Mereka bertanya kepada Yesus: “Guru, kapan itu akan terjadi? Apa tandanya, kalau itu akan terjadi?” (Luk 21:7).

Sesungguhnya kita dapat membandingkan diri kita seperti orang-orang pada zaman Yesus itu. Mereka sangat bangga dengan Bait Suci di Yerusalem dan kemuliaan yang dipancarkannya. Demikian pula halnya dengan kita: kita begitu bangga akan capaian-capaian kita, bangunan-bangunan yang ada dalam kota kita, teknologi kita dlsb.

Dalam hal ini kita dapat mendengar bisikan Yesus: “Hati-hatilah, jangan sampai kamu terkecoh! Semua hal ini akan berlalu. Ya, memang aku ingin agar kamu memperbaiki kondisi bumi, menggunakan segala sumberdaya yang telah Kuberikan kepadamu. Akan tetapi, kamu harus menggunakan segala hal itu untuk kebaikan, untuk orang-orang miskinku, membawa kehidupan lebih baik bagi “wong cilik” yang sangat Kukasihi.”

Apakah yang telah kita lakukan dengan segala sumber daya alam kita, kekayaan alam kita? Apakah yang dinikmati oleh saudari-saudara kita di Papua, Kalimantan dan beberapa tempat lain, padahal selama ini kekayaan alam mereka telah diguras habis-habisan demi kepentingan sejumlah kecil orang serakah, malah untuk keuntungan negeri-negeri besar dan berkuasa? Di negara-negara maju, apakah berbagai sumber daya alam mereka diolah untuk menjadi produk-produk yang dapat membantu kesejahteraan rakyat mereka dan penduduk dunia lainnya? Ataukah hanya sebagai sarana untuk menghasilkan berbagai produk untuk penghancuran sesama manusia? Umat manusia – teristimewa dari negara-negara maju – sampai hari ini belum mampu untuk menemukan jalan/cara damai untuk menolong negara-negara atau bangsa-bangsa yang masih terkebelakang … para penduduk dunia yang masih kekurangan gizi dlsb.

Sebagai pribadi-pribadi, kiranya apakah yang dapat kita lakukan? Apakah upaya kita sebagai individu-individu dapat membuat efek terhadap masalah kelaparan, penindasan yang berskala dunia? Tentu saja kita dapat! Mungkin kita tidak akan melihat hasilnya secara khasat mata, namun jika kita menggunakan harta-kekayaan kita dengan bijaksana, hidup secara sederhana dan memberikan berbagai “surplus” kita untuk berbagai karya karitatif, maka kita akan membantu masalah kemiskinan dan penderitaan di dalam dunia. Janganlah kita sampai terkecoh oleh nilai-nilai berkaitan dengan kepemilikan harta-kekayaan yang berasal dari dunia, dari si Jahat!.

DOA: Tuhan Yesus, ajarlah dan ingatkanlah aku senantiasa bahwa dunia ini dan segala kemuliaannya akan berlalu. Tanamkanlah dalam diriku rasa haus dan lapar akan kemuliaan yang akan datang bersama kedatangan-Mu kelak pada akhir zaman. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan