Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Disember 05, 2012

BEKERJA SAMA DENGAN YESUS, SANG ARSITEK AGUNG


( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan I Adven – Kamis, 6 Desember 2012 )

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Surga, melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di surga.

Jadi, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu bertiuplah angin melanda rumah itu itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya. (Mat 7:21,24-27)

Bacaan Pertama: Yes 26:1-6; Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1,8-9,19-21,25-27

“Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada manusia. Lebih baik berlindung pada TUHAN daripada percaya kepada para bangsawan” (Mzm 118:8-9).

Ketika mendengar berita bahwa daerah kita akan diterpa angin puting beliung, hujan lebat, banjir dlsb., apakah kita tidak merasa waswas dan khawatir, merasa takut? Apalagi kalau kita tinggal kota pantai yang rawan gempa dan tsunami? Kebanyakan orang yang membangun dan tinggal dalam sebuah rumah di tepi pantai diharapkan untuk mendirikan rumah mereka sesuai standar-standar keamanan yang ditetapkan pemerintah setempat, sehingga apabila akan datang badai mereka tidak perlau terlalu khawatir/takut.

Ketika Yesus berbicara mengenai “orang yang mendirikan rumahnya di atas batu”, sebenarnya Dia berbicara mengenai diri kita. Yesus ingin agar kita mendirikan/membangun kehidupan kita di atas sabda-Nya – fondasi yang paling kokoh yang dapat kita miliki. Dan agar hal ini dapat terwujud, maka kita harus bekerja sama dengan Yesus, sang Arsitek Agung. Selagi kita memperkenankan Yesus membangun diri kita sesuai dengan standar-standar-Nya, maka rasa khawatir kita pun akan berkurang apabila badai dunia datang menerpa kita.

Memang tidak mudahlah bagi kita untuk memperkenankan Yesus melakukan “pembangunan” diri kita. Kita dapat saja terdorong agar Ia membangun sesuai standar-standar kita sendiri, bukan standar-standar-Nya. Namun Yesus ingin memulai pembangunan diri kita dari fondasi yang paling bawah. Dia akan membongkar dan mengangkat apa saya yang tidak berkenan di mata-Nya. Yesus tahu bahwa apabila fondasi kita lemah, maka kita menjadi rentan terhadap serangan si Iblis, dunia, dan terhadap kodrat kita sendiri yang cenderung jatuh ke dalam kedosaan.

Walaupun Yesus membongkar dan membangun kembali diri kita, kita senantiasa harus mengingat bahwa Dia beserta kita setiap saat. Kita tidak pernah akan ditinggalkan-Nya. Yesus tidak ingin melihat kita memandang berbagai badai kehidupan seakan-akan sebagai akhir hidup kita. Yesus ingin agar kita menaruh kepercayaan kepada-Nya, sebagai andalan kita satu-satunya sehingga kita senantiasa memilih untuk mentaati perintah-perintah-Nya, betapa pun sulitnya perintah-perintah tersebut. Apabila badai datang menerjang, Yesus ingin agar kita lari kepada Bapa dan membiarkan Bapa menguatkan kita. Yesus ingin melakukan pertempuran yang kita sendiri tidak mampu lakukan dengan kekuatan sendiri. Sungguh merupakan sebuah berkat mengetahui bahwa kita dapat menaruh kepercayaan kita pada sang Juruselamat! Yang harus kita lakukan hanyalah menaruh kepercayaan dan taat kepada-Nya, dan Ia pun akan membangun diri kita masing-masing menjadi pribadi-pribadi tempat tinggal yang kuat dan indah bagi Roh Kudus-Nya.

DOA: Tuhan Yesus, datanglah dan bangunlah hatiku seturut standar-standar-Mu. Buatlah aku menjadi cukup kuat untuk berdiri kokoh apabila badai datang menerpa. Kasih-Mu cukuplah bagiku. Aku menaruh kepercayaan pada kekuatan-Mu untuk memperbaharui diriku dan untuk menolongku agar mampu mengatasi situasi-situasi yang kuhadapi. Aku sungguh mengasihi-Mu, Tuhan Yesus. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan