Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Disember 19, 2012

JADILAH PADAKU MENURUT PERKATAANMU ITU


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Khusus Adven – Kamis, 20 Desember 2012)

Dalam bulan yang keenam malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke sebuah kota yang bernama Nazaret,kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu datang kepada Maria, ia berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya, dan Ia akan memerintah atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia (Luk 1:26-38).

Bacaan Pertama: Yes 7:10-14; Mazmur Tanggapan: Mzm 24:1-6

Tatkala malaikat agung Gabriel menampakkan diri kepada perawan Maria dan mengungkapkan rencana Allah bagi dirinya, Maria sungguh merasa terkejut. Santo Lukas menceritakan kepada kita bahwa Maria “terkejut”, lalu bertanya di dalam hatinya apakah arti salam itu. Kemudian, setelah memperoleh penjelasan dari Gabriel, ia bertanya: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” (Luk 1:29,34).

Maria tidak dapat sekaligus melihat gambaran sepenuhnya. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu, dia mulai memahami hal-hal indah yang sedang dikerjakan Allah atas dirinya. Dia melihat bahwa Yesus “ditakdirkan” untuk memberikan hidup-Nya untuk kita manusia, bahkan ia sendiri akan menanggung penderitaan karena “suatu pedang akan menembus jiwanya sendiri” (lihat Luk 2:35). Maria tentunya telah belajar juga tentang hasrat Allah yang terdalam, bahwa melalui Yesus kita akan dipenuhi dengan hidup ilahi-Nya: Allah ingin “mengilahikan” kita. Bagi Maria, apa yang diawali dengan suatu kunjungan yang “membingungkan” dari ‘seorang’ malaikat berkembang menjadi suatu kehidupan yang dipenuhi dengan rasa takjub atas keluasan rencana Allah bagi umat-Nya.

Banyak Pujangga Gereja juga telah memberi komentar mereka atas rencana Allah untuk memenuhi diri kita dengan hidup ilahi. Santo Thomas Aquinas [1225-1274] menulis: “Sang Anak Tunggal Allah, karena ingin membuat kita ikut ambil bagian dalam keilahian-Nya, mengambil kodrat kita, sehingga Dia yang menjadi manusia, dapat membuat orang-orang semakin menjadi seperti Allah (Tentang Pesta Corpus Christi, 1). Demikian pula, Santo Atanasius [296-373] menulis, bahwa Yesus “sungguh mengambil kemanusiaan sehingga kita dapat menjadi peserta di dalam [hidup] Allah” (Tentang Inkarnasi). Biarpun kedengaran hampir tidak mungkin atau mustahil, inilah yang terjadi dengan kita masing-masing pada saat kita dibaptis dan akan disempurnakan pada saat Yesus datang lagi dalam kemuliaan-Nya kelak.

Pada saat malaikat agung Gabriel minta kepada Maria untuk menerima usulan/undangan Allah, Maria tidak ragu sedikit pun walaupun ia belum memahami segalanya secara langsung. Maria ingin melakukan kehendak Allah, dan pada saat yang sangat penting dalam sejarah manusia, hal itu berarti sepenuhnya menaruh kepercayaan kepada-Nya.

Akan tetapi, rahasia hikmat dan pemahaman Maria jauh melampaui keputusannya untuk menaruh kepercayaan kepada Allah. Maria juga berpaling ke dalam dirinya sendiri untuk merenungkan jabang bayi yang mulai mengambil bentuk dalam rahimnya. Dalam keheningan dan kejernihan akal budinya, Maria memohon kepada Roh Kudus untuk mengungkapkan misteri-misteri rencana Allah bagi dirinya, dan selagi dia melakukannya, dia pun semakin dipenuhi dengan rahmat Allah.

Marilah kita meneladan Maria, tidak hanya dalam menaruh kepercayaan kepada rencana Allah, melainkan juga dengan menyediakan waktu yang sungguh cukup untuk doa dan permenungan misteri-misteri Allah dalam kehidupan kita.

DOA: Tuhan Yesus, tunjukkanlah kepadaku bagaimana merenungkan dan menghargai segala hal yang Engkau sedang lakukan pada zaman ini. Ajarlah aku bagaimana menaruh kepercayaan pada-Mu sepenuhnya seperti yang telah dilakukan oleh Maria sekitar 2.000 tahun lalu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan