Dengan apakah akan
Kuumpamakan orang-orang zaman ini? Mereka seumpama anak-anak yang duduk di
pasar dan berseru kepada teman-temannya: Kami meniup seruling bagimu, tetapi
kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung.
Karena Yohanes datang, ia tidak makan, tidak minum, dan mereka berkata: Ia
kerasukan setan. Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka
berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan
orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.” (Mat
11:16-19)
Bacaan Pertama: Yes
48:17-19; Mazmur Tanggapan: Mzm 1:1-6
Dunia kita dipenuhi
dengan perselisihan, percekcokan dan sakit hati. Kehidupan pribadi kita juga
seringkali disentuh oleh kekecewaan dan perjuangan jatuh-bangun. Setiap
kehidupan manusia memang berbeda-beda, akan tetapi kita menghadapi
tantangan-tantangan dari berbagai kesulitan di tempat kerja, patah hati karena
menyaksikan kehancuran perkawinan anggota keluarga kita, atau sakit hati yang
disebabkan oleh relasi yang terluka, dlsb. Namun demikian, tokh kecenderungan
kita adalah untuk memecahkan masalah-masalah kita yang sering “menggunung” itu
dengan menggunakan kekuatan kita sendiri, tanpa Allah. Kadang-kadang kita malah
menyalahkan Allah untuk berbagai kesulitan hidup kita dan penderitaan yang kita
tanggung, walaupun Ia sesungguhnya adalah satu-satunya sumber damai-sejahtera
dan sukacita bagi kita.
Ketika berbicara
mengenai reaksi-reaksi orang banyak terhadap Yohanes Pembaptis, Yesus
menggambarkan bagaimana mudahnya kita menjadi tidak berbahagia dengan apa saja
yang kita temui dalam kehidupan kita. Pada saat kita dikonfrontir dengan
panggilan untuk bertobat, kita ingin mengesampingkannya dan menekankan sesuatu
yang lebih “positif”. Pada saat kita dipanggil untuk bersukacita dalam kasih
Allah, seringkali kita malah mengabaikannya dengan alasan bahwa hal tersebut
terlalu idealistis dan sudah keluar dari realitas. Manusia memang suka
berubah-ubah!
Yesus bersabda:
“Hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya” (Mat 11:19). Hal ini berarti bahwa
kebenaran dan keadilan Allah dibuktikan benar manakala umat-Nya mengikuti
jalan-Nya secara serius dan mengikuti-Nya. Selagi kita memperkenankan Yesus
menguasai diri kita dan menaruh kepercayaan kepada segala ketetapan-Nya, maka
kita akan mengenal dan mengalami damai sejahtera. Selagi kita mengakui bahwa
dosa dan keserakahan ada pada akar segala penderitaan di dalam dunia, maka kita
pun akan mulai melihat hal-hal yang sama bergerak dalam hati kita sendiri dan
menyadari bagaimana semua itu ada pada akar segala masalah yang kita hadapi.
Pengetahuan ini akan memimpin kita kepada suatu ketaatan yang lebih mendalam
dan lebih merendah.
Saudari dan Saudara
yang dikasihi Kristus, Yesus telah datang untuk membebaskan kita. Dia memberikan
kepada kita apa yang kita butuhkan untuk dapat bebas dari dosa, kemarahan dan
luka batin. Yang diminta oleh Yesus hanyalah bahwa kita mendengarkan sabda-Nya
dan mencari pertolongan dari Roh Kudus-Nya dalam upaya kita untuk mentaati-Nya.
Oleh karena itu, Saudari dan Saudaraku, marilah kita berbalik kepada Yesus, dan
setiap saat kita berada berjalan di jalan yang salah, berbaliklah kembali
kepada-Nya. Kita akan selalu menjumpai Dia sedang menunggu di sana dengan
tangan-tangan yang terbuka lebar-lebar untuk menerima kita kembali. Selagi kita
berjalan semakin mendekat pada Yesus, maka kita akan melihat Allah menggunakan
kita untuk mencurahkan Roh-Nya ke atas diri setiap orang di sekeliling kita.
S. Yohanes dari
Salib [1542-1591] yang kita peringati pada hari ini adalah seorang
imam-biarawan Karmelit tak berkasut (OCD) yang berasal dari Spanyol. Terdorong
oleh pembaruan yang dilakukan oleh S. Teresa dari Avila [1515-1582] orang kudus
ini mulai memperbaharui ordo Karmelit laki-laki. Upayanya yang tulus dan berani
ini mengakibatkan dirinya dibuang ke dalam “penjara biara” dan diperlakukan
dengan kejam oleh para saudara seordonya. Yohanes yang pandai menggubah sajak
itu berhasil melarikan diri. Usaha membarui ordonya disalahtafsirkan oleh para
biarawan lainnya. Karena itu dia diperlakukan dengan semena-mena sampai
wafatnya. Namun demikian Yohanes tetap gembira dan menulis banyak karya klasik
tentang peri kehidupan rohani dan pengalaman mistik. Ia dihormati sebagai
Pujangga Gereja.
DOA: Yesus Kristus,
Tuhan dan Juruselamat kami. Kami ingin lebih mengenal Engkau lagi. Kami ingin
mempersembahkan kepada-Mu keseluruhan hidup kami. Kami ingin mohon kepada-Mu
untuk menolong kami berjalan bersama-Mu dan memperkenankan kami balik kembali
kepada-Mu setiap kali kami tersesat. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan