( Bacaan Injil Misa
Kudus, HARI MINGGU ADVEN I [Tahun C] – 2 Desember 2012 )
“Akan ada
tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi
bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang
akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa
bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan guncang. Pada waktu itu orang akan
melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan
kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah
kepalamu, sebab pembebasanmu sudah dekat.”
“Jagalah dirimu,
supaya hatimu jangan dibebani oleh pesta pora dan kemabukan serta kekhawatiran
hidup sehari-hari dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas
dirimu seperti suatu jerat. Sebab hari itu akan menimpa semua penduduk bumi
ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan
untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:25-28.34-36)
Bacaan Pertama: Yer
33:14-16; Mazmur Tanggapan: Mzm 25:4-5,8-10,14; Bacaan Kedua: 1Tes 3:12-4:2
“Kiranya Tuhan
menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap
yang lain dan terhadap semua orang sama seperti kami juga mengasihi kamu.”
(1Tes 3:12).
Santo Lukas
memberikan sebuah gambaran yang hidup tentang kedatangan sang Anak Manusia
dalam kemuliaan-Nya. Walaupun ia menyinggung juga teror yang akan berkemacuk di
hati orang-orang pada saat itu, Lukas lebih memfokuskan perhatiannya pada
kemuliaan kedatangan sang Anak Manusia (Luk 21:25-27). Sekarang pertanyaannya
adalah: dalam konteks apa kiranya kita harus memahami refleksi Lukas atas
kedatangan Yesus untuk kedua kalinya selagi kita memulai masa Adven ini?
Walaupun masa Adven
menyiapkan kita untuk merayakan kedatangan Kristus yang pertama, perhatian kita
juga diarahkan kepada kedatangan-Nya untuk kedua kalinya. Hal ini memang layak
karena kita perlu untuk senantiasa sadar akan “nasib” yang menantikan kita pada
saat kedatangan Kristus untuk kedua kalinya, apabila kita merayakan dengan
layak dan pantas kedatangan-Nya yang pertama kali.
Apakah kita
menerimanya atau tidak, kedatangan Kristus dalam kemuliaan mengkonfrontasikan
hidup kita. Dengan mempertimbangkan kedatangan-Nya kembali kelak, maka kita
dapat menghindari membuat masa Adven dan Natal menjadi peringatan yang dipenuhi
sentimentalitas belaka. Semoga, kita dapat memperkenankan sabda Allah dalam
Kitab Suci memberi tantangan kepada kita dan mereformasi kehidupan kita. Selama
masa Adven ini kita akan berjumpa dengan banyak orang yang kata-kata serta
hidup mereka seharusnya membuat kita melakukan refleksi atas diri kita sendiri
dan tentunya cara kita menjalani kehidupan ini.
Pada hari Minggu
Adven Pertama ini, misalnya, kita dibantu oleh sabda Tuhan yang kita dengar
untuk menempatkan bacaan dari Bacaan Injil Lukas dalam perspektif yang layak.
Nabi Yeremia bernubuat bahwa pada masa Mesias, “Yehuda akan dibebaskan, dan
Yerusalem akan hidup dengan tenteram. Dan dengan nama inilah mereka akan
dipanggil: TUHAN keadilan kita” (Yer 33:16). Kita akan siap berjumpa dengan
Tuhan pada hari kedatangan-Nya kelak selagi kita berdoa bersama sang pemazmur,
yang menyatakan bahwa TUHAN adalah penyelamat kita dan segala jalan-Nya adalah
kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan
peringatan-peringatan-Nya” (Mzm 25:25:4-5,8-9). Lagipula, kita pun dapat berdoa
bersama Santo Paulus bahwa kiranya Tuhan menjadikan kita semua bertambah-tambah
dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua
orang, …… dan menguatkan hati kita, supaya tak bercacat dan kudus di hadapan
Allah Bapa pada saat kedatangan Yesus kelak (1Tes 3:12-13).
Dengan cara-cara
ini, hati kita dapat diubah dan kita akan dimampukan untuk hidup dalam kasih
dan berkeadilan satu sama lain sebagaimana sangat dihasrati oleh Allah sendiri.
Hanya dengan begitulah kita akan siap menyambut Yesus pada kedatangan-Nya untuk
kedua kalinya. Kita pun akan mampu merayakan kedatangan-Nya untuk pertama kali
sekitar 2000 tahun lalu dengan cara yang terbuka bagi kehidupan baru yang akan
diberikan-Nya dengan kedatangan-Nya ke tengah dunia.
DOA: Bapa surgawi,
karuniakanlah kepada kami anak-anak-Mu kehendak yang ikhlas dalam menyambut
kedatangan Kristus untuk kedua kalinya kelak. Semoga kami dapat bersama Kristus
mewarisi Kerajaan Surga. Amin.
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan