Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Disember 20, 2012

MELONJAK KEGIRANGAN


(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Khusus Adven – Jumat, 21 Desember 2012)

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan bergegas menuju sebuah kota di pegunungan Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai di telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Berbahagialah ia yang percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.” (Luk 1:39-45)

Bacaan pertama: Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a; Mazmur Tanggapan: Mzm 33:2-3,11-12,20-21

Tidak sedikit orang yang pada saat menerima hadiah Natal (atau hadiah Ulang Tahun) dari anggota keluarga mereka melakukan – mungkin secara tidak sadar – tindakan-tindakan seperti berikut ini: mula-mula menggoyang-goyangkannya sedikit, merasakan bentuk barang yang di dalamnya, mungkin dengan mencium aroma/baunya, tentunya semuanya untuk memperoleh petunjuk tentang apa kiranya barang yang di dalam bungkusan hadiah itu, hal mana juga meningkatkan antisipasi orang yang melakukannya.

Pada saat Elisabet melihat Maria, karunia-karunia anak-anak dalam rahim mereka masing-masing saling menanggapi kehadiran satu sama lain. Bayi dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan, dan Elisabet sendiri juga dipenuhi dengan Roh Kudus. Ini adalah sebuah kasus di mana tidak perlu kita menebak-nebak karunia yang dibawa oleh Maria. Dalam hatinya, Elisabet mengenali bahwa Maria sedang membawa dalam rahimnya sang Mesias sendiri.

Inilah cara bekerja Roh Kudus. Ia berjumpa dengan kita di mana kita berada dan – bilamana kita memperkenan-Nya – menarik kita ke dalam hidup ilahi untuk mana kita dilahirkan. Hati kita dapat melonjak dengan penuh sukacita pada saat kita bergerak dari titik mengetahui kebenaran-kebenaran Injil secara intelektual ke mengalaminya sendiri dalam roh kita. Orang-orang yang biasa melayani dengan penuh kasih para lansia atau anak-anak tuna netra dlsb. menyadari berkat-berkat yang mengalir ke dalam diri mereka dari tanggung jawab pelayanan yang mereka rangkul ini. Bilamana mereka berbicara tentang bagaimana kerja mereka mengajar dan memberkati mereka, kita mengetahui bahwa mereka berbicara dari pengalaman, bukan sekadar teori. Hal yang sama dapat terjadi dengan kita apabila kita berupaya terus untuk mengenal Tuhan.

Dalam Perayaan Ekaristi kita dapat mengetahui dalam “kepala/pikiran” kita bahwa roti dan anggur setelah dikonsekrir oleh imam selebran menjadi tubuh dan darah Yesus Kristus. Bukankah itu yang telah diajarkan kepada kita dalam pelajaran agama Katolik, sejak SR/SD sampai dengan SMA/SMU? Namun Allah ingin memberikan kepada kita lebih daripada sekadar suatu pengamatan eksternal dari mukjizat-Nya. Selagi kita memperkenankan Roh Kudus bergerak di dalam diri kita, maka kita dapat mengalami Yesus secara pribadi dalam Komuni Kudus. Kita dapat diliputi dengan kasih berlimpah-limpah dari Allah, yang mengaruniakan Anak-Nya sendiri ke tengah dunia untuk mati dan bangkit demi keselamatan kita. Suatu pengalaman seperti ini akan menggerakkan kita untuk sujud menyembah Allah dengan segala kerendahan hati. Hal yang sama juga akan menggerakkan kita untuk mengasihi Kristus dalam diri orang-orang lain dengan memperlakukan mereka dengan penuh kasih sama yang telah ditunjukkan oleh-Nya kepada kita.

Roh Kudus tidak menginginkan kita sekadar menggoyang-goyangkan “hadiah” (karunia) yang kita terima dari Allah. Ia ingin kita mengalami semua yang disediakan Allah bagi kita. Belajar mengenali gerakan-gerakan-Nya akan memenuhi diri kita dengan sukacita, seperti yang dialami oleh Elisabet. Marilah kita menaruh kepercayaan kepada janji-janji Allah, maka kita pun akan melihat tanda-tanda Roh Kudus di sekeliling kita.

DOA: Bapa surgawi, aku ingin mengenal Engkau lebih dalam lagi. Tolonglah aku untuk mengalami sukacita yang ingin dinyatakan oleh Roh Kudus dalam kehadiran-Mu. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan