ERTI Natal adalah, bahwa di dalam Kanak-kanak
yang bertumbuh menjadi laki-laki dewasa, terdapatlah kunci kepada sumber
kehidupan. Apa yang kita saksikan di dalam diri Yesus mengungkapkan kepada kita
lebih banyak arti dunia daripada apapun juga.
Dari kenyataan
peristiwa-peristiwa yang terjadi, pada dasarnya kita dapat menyaksikan bahwa
cintakasih yang paling luhur ini merupakan hal yang paling nyata dan paling
kuasa di dunia.
Hal ini menuntut
iman yang luarbiasa besarnya, sehingga kita tidak sanggup menimbulkan iman itu,
andaikata melalui Kristus kita tidak dapat melihat kenyataan yang paling
hakiki, yakni Allah sendiri.
Inilah yang mau
diberikan oleh pesta Natal kepada kita, yaitu bahwa Yesus dari Nazaret yang
dianugerahkan kepada kita memungkinkan kita menyelami segala sesuatu secara
mendalam. Sebab dalam Dia kita berdiri di atas wadas, yakni wadas cintakasih
yang menjadi fondasi dan dasar pembangunan dan pembaharuan seluruh dunia.
Kristus adalah
puncak sejarah, suatu pertemuan antara masa lama dan masa baru. Banyak orang
beranggapan, bahwa Allah ada “di atas” atau “di sana”. Suatu pikiran bahwa ada
makhluk surgawi yang mengutus putera-Nya ke dunia, amat mudah diterima, dan orang-orang
sungguh yakin bahwa dewa-dewa mengunjungi dunia ini.
Kalau memang
berguna untuk mengatakan, bahwa Yesus “mendobrak” kenyataan, sebagai ganti
bahwa “Ia turun ke dunia”, marilah kita mengungkapkannya demikian. Maka hal-hal
yang berkilau-kilauan di dalam kisah Natal seperti bintang, dan
malaikat-malaikat dan paduan suara surgawi, tidak mempunyai arti yang
sungguh-sungguh lagi, kecuali bertugas untuk menciptakan suasana yang meriah.
Kebenaran-kebenaran
ini memang paling sukar untuk dimengerti. Kebenaran ini tidak ubahnya seperti
kupu-kupu, kalau kita menangkapnya dan menusuknya dengan peniti untuk disimpan
di dalam kotak, maka ia akan mati.
Oleh karena itu
arti terdalam dari perayaan Natal, hanya dapat diungkapkan dalam bentuk suatu
cerita, dengan puisi-puisi nyanyian para malaikat dan dengan bintang para
Majus. Semoga pesta Natal yang meriah disertai arti yang sebenarnya dari
peristiwa-peristiwa itu meresapi hati kita sekalian.
Sumber: J.
Robinson, “Maar dat kan ik niet geloven”, Ten Have, Amsterdam: Carillon
Paperback, 1968. Digubah dari Frater Timotheus, HIDUP DARI SABDA JILID III,
Ende – Flores: Penerbitan Nusa Indah – Percetakan Arnoldus, 1972.
SELAMAT NATAL 2012
& SELAMAT TAHUN BARU 2013
Cilandak, 25
Desember 2012
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan