(Bacaan Pertama
Misa Kudus, PESTA SANTO STEFANUS, MARTIR PERTAMA, Oktaf Natal – Rabu, 26
Desember 2012)
Stefanus, yang
penuh dengan anugerah dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di
antara orang banyak. Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang
disebut Orang-orang Merdeka – mereka berasal dari Kirene dan Aleksandria –
bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Mereka
berdebat dengan Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh
yang mendorong dia berbicara. Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu
mendengar semuanya itu, hati mereka sangat tertusuk. Mereka menyambutnya dengan
kertak gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit,
lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu
katanya, “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di
sebelah kanan Allah.” Tetapi berteriak-teriaklah mereka dan sambil menutup telinga,
mereka menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke luar kota, lalu melemparinya dengan
batu. Saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan kaki seorang pemuda yang
bernama Saulus. Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, “Ya
Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kis 6:8-10; 7:54-59)
Mazmur Tanggapan:
Mzm 31:3-4,6,8,16-17; Bacaan Injil: Mat 10:17-22
Pada hari ini,
hanya satu hari setelah Hari Raya Natal, kita menghormati Santo Stefanus, murid
Yesus pertama yang mati sebagai martir-Nya. Stefanus adalah salah satu dari 7
(tujuh) orang diakon pertama dalam Gereja awal, yang ditugaskan untuk melayani
distribusi keperluan sehari-hari kepada umat sebagian umat Gereja Yerusalem,
yaitu para janda yang berasal dari orang-orang Yahudi yang berbicara dalam
bahasa Yunani (Kis 6:1-6). Apakah job qualification bagi Stefanus dan enam
orang lainnya untuk menjadi diakon dalam Gereja? “Terkenal baik dan penuh Roh
dan hikmat” (Kis 6:3). Tentang Stefanus, “Kisah para Rasul” mencatat: “… mereka
memilih Stefanus, seorang yang penuh iman dan Roh Kudus …” (Kis 6:5). Stefanus
begitu dipenuhi dengan Roh Kudus, sehingga dengan penuh keberanian berkhotbah
di jalan-jalan dan membuat mukjizat-mukjizat sebagaimana telah diperbuat oleh
Yesus.
Ketika Stefanus
ditangkap dan dibawa ke hadapan Mahkamah Agama, Roh Kudus memberikan kepadanya
kata-kata pembelaan diri untuk diucapkan, seperti yang telah dijanjikan oleh
Yesus kepada setiap murid-Nya: “Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis
di rumah-rumah ibadat atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa,
janganlah kamu khawatir bagaimana kamu harus membela diri dan apa yang harus
kamu katakan. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang
harus kamu katakan” (Luk 12:11-12; bdk. Mat 10:19-20). Bahkan ketika dia sedang
ditimpuki batu oleh para penganiayanya, sesaat sebelum kematiannya, Stefanus
masih mampu (dimampukan) untuk berbicara kebenaran dan memberitakan belas kasih
Allah terhadap para musuhnya: “Tuhan, janganlah tanggung dosa ini kepada
mereka!” (Kis 7:60).
Kata-kata terakhir
yang diserukan oleh Stefanus ini tidak datang kepadanya secara ajaib. Kata-kata
ini adalah ekspresi terakhir dari seseorang yang hidupnya secara total
bergantung pada Roh Kudus, dan kata-kata itu adalah suatu pencerminan dari apa
yang Roh Kudus ingin lakukan untuk kita. Roh Kudus ingin mentransformir kita ke
dalam keserupaan dengan Yesus. Selagi kita belajar untuk menyerahkan mindsets
kita, asumsi-asumsi kita, rencana-rencana kita, bahkan afeksi-afeksi kita pada
Tuhan, kita pun akan dibentuk dan diubah oleh Roh Kudus-Nya. Kita akan
menemukan kuat-kuasa yang kita perlukan untuk dapat ke luar dalam kasih dan
berjumpa dengan orang-orang lain, bahkan para “musuh” kita, yang mendzolomi
kita, yang membenci kita.
Yesus datang ke
tengah dunia untuk mengundang kita ke dalam hidup yang senantiasa dipenuhi dan
dipimpin oleh Roh Kudus (Inggris: A Spirit filled and Spirit led life).
Sesungguhnya kita sudah memiliki potensi untuk hal ini dalam hati kita. Allah
yang hidup berdiam dalam diri kita oleh kuasa Roh Kudus. Ia telah ada di sana,
menantikan kita untuk berbalik kepada-Nya dan menerima kuat-kuasa-Nya. Hadiah
Natal apa lagi yang lebih baik yang mungkin kita terima?
Setiap pagi,
baiklah kita memberikan hati kita kepada Roh Kudus. Dan dengan berjalannya
hari, kita tidak boleh lengah mendengarkan bisikan-bisikan Roh Kudus,
kata-kata-Nya yang penuh kasih, bimbingan-Nya dan koreksi-koreksi-Nya atas
berbagai kesalahan/dosa kita. Selagi kita melakukan semua ini, kita pun akan
melihat terjadinya perubahan dalam diri kita. Kita menjadi lebih sabar,
berbicara dengan lebih lemah lembut, membuang sikap yang suka menghakimi orang
lain, bahkan dimampukan untuk mengasihi mereka yang mendzolomi diri kita, yang
tidak memahami kita, yang membenci kita – semua ini dimungkinkan karena kita
telah mendengarkan suara Roh Kudus.
DOA: Roh Kudus
Allah, Engkau adalah sumber kekuatanku, pengharapanku, dan kasihku. Lebarkanlah
pintu gerbang hatiku sehingga sang Raja Damai dapat masuk ke dalamnya. Amin.
Catatan: Untuk
mendalami Bacaan Injil hari ini (Mat 10:17-22), bacalah tulisan yang berjudul
“KAMU AKAN DIBENCI SEMUA ORANG OLEH KARENA NAMA-KU” (bacaan tanggal 26-12-12)
dalam situs/blog PAX ET BONUM http://catatanseorangofs.wordpress.com; kategori:
11-12 PERMENUNGAN ALKITABIAH DESEMBER 2012.
Cilandak, 18
Desember 2012
Sdr. F.X.
Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan