Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Disember 06, 2011

DIA MEMBERI KEKUATAN KEPADA YANG LELAH DAN MENAMBAH SEMANGAT KEPADA YANG TIADA BERDAYA

( Bacaan Injil Misa Kudus, Peringatan S. Ambrosius, Uskup & Pujangga Gereja, Rabu 7-12-11 )

Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.


Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-4,8,10; Bacaan Injil: Mat 11:28-30
Mengapa engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel; “Hidupku tersembunyi dari TUHAN (YHWH), dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? YHWH ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan

YHWH mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. (Yes 40:25-31)

Walaupun para nabi seringkali menggambarkan Allah sebagai Dia yang tak dapat disentuh (untouchable) dan jauh lebih berkuasa daripada apa yang kita dapat bayangkan, mereka (para nabi) juga menggambarkan Dia sebagai ‘seorang’ Allah yang sangat mengasihi anak-anak-Nya dan berkomitmen untuk menopang serta menolong mereka pada saat-saat anak-anak-Nya itu berada dalam kesulitan. “Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya” (Yes 40:29).

Namun demikian, pada kenyataannya kita seringkali merasa sepertinya Allah telah melupakan kita. Kita menggemakan kata-kata orang Israel seperti diucapkan sang nabi: “Hidupku tersembunyi dari YHWH, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (Yes 40:27). Bukankah tidak jarang kita merasakan seakan-akan Tuhan Allah tidak peduli atas segala kesusahan hidup kita? Namun sebaliknya, bukankah seringkali kita juga berdoa di depan sang Tersalib, namun lupa

bahwa Yesus wafat di atas kayu salib justru karena Dia memahami sekali kebutuhan-kebutuhan kita?

Karena kita hidup di tengah suatu lingkungan yang diwarnai dosa, dan karena kita hari demi hari berjuang melawan godaan-godaan dan kecenderungan kita untuk berdosa, maka tidak mengherankanlah apabila kita dapat mulai meragukan kepedulian Tuhan atas diri kita. Dalam situasi sedemikian, kita selalu dapat dikuatkan kembali dengan mengingat kebenaran-kebenaran tentang siapa Allah kita sesungguhnya. Seperti dikatakan di atas, Ia adalah ‘seorang’ Bapa yang sangat mengasihi kita sehingga Dia mengaruniakan Putera-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita; membebaskan kita dari hukuman dan memberikan kehidupan kekal kepada kita (lihat Yoh 3:16-17). Kita tidak pernah dapat melakukan sendiri apa yang telah dicapai oleh Yesus! Allah itu mahakuasa dan mahakuat (lihat Yes 40:26), Ia yang memiliki kuasa untuk menyerahkan Putera-Nya sampai pada titik kematian di atas kayu salib dan kemudian membangkitkan-Nya kembali dari alam maut – Allah seperti ini tentunya dapat menegakkan dan menguatkan kita.

Setiap orangtua mengetahui apa artinya mengasihi anak mereka dengan sepenuh hati. Kasih orangtua itu hanyalah bayangan dari kasih Allah bagi kita semua! Orangtua mana yang menyerahkan anak mereka kepada kematian demi menyelamatkan orang lain? Inilah justru yang dilakukan oleh Bapa surgawi dengan segala senang hati – bagi kita, manusia: “Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan” (Yes 53:10), sehingga dengan demikian kita dapat diampuni dan mengenal kasih-Nya dengan penuh keintiman.

Allah selalu setia dari masa ke masa. Sang pemazmur menulis: “Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. YHWH setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya” (Mzm 145:13). Ia tidak pernah membuang atau meninggalkan kita, tidak pernah menarik Roh-Nya dari diri kita. Dengan sabar Ia menantikan saat untuk menyatakan diri-Nya kepada hati kita masing-masing dan disambut dengan penuh rasa syukur dan kasih (lihat Why 3:20). Ini adalah Allah yang telah datang ke tengah-tengah kita dalam diri Yesus Kristus. Ini adalah Dia yang kita

nanti-nantikan kedatangan-Nya kembali. Oleh karena itu, janganlah sampai kita berputus-asa, melainkan menaruh kehidupan kita dalam tangan-tangan-Nya dan percaya bahwa Dia akan melakukan segala hal yang telah dijanjikan-Nya sementara kita mencari Dia dan mentaati perintah-perintah-Nya.

Santo Ambrosius [c. 334-397]. Pada hari ini, tanggal 7 Desember, kita memperingati Santo Ambrosius, uskup agung Milano dan salah seorang dari empat orang Bapak Gereja di Barat (Augustinus, Hieronimus, Gregrorius Agung). Sebelum diangkat menjadi uskup, Ambrosius pernah menjadi gubernur provisi Liguria dan Emilia. Ketika dipilih menjadi uskup, Ambrosius belum dibaptis.

Namun sejak dia memangku jabatan uskup, seluruh hidupnya diabdikan demi umatnya: Ia tekun mempelajari Kitab Suci; memberikan khotbah setiap hari Minggu dan hari raya gerejawi serta menjaga persatuan dan kemurnian ajaran Katolik. Dengan penuh hikmat-kebijaksanaan dia membimbing kehidupan rohani umat; mengatur ibadah hari Minggu dengan menarik, sehingga umat dapat berpartisipasi secara aktif; mengatur dan mengusahakan bantuan bagi pemeliharaan kaum miskin-papa dan

mempertobatkan orang-orang berdosa. Ambrosius adalah seorang uskup yang sangat baik dalam melayani umatnya. Ambrosius memang seorang gembala baik, yang dengan tulus-hati mencoba berusaha meniru sang Gembala Agung, Yesus Kristus. Sebagai seorang pemimpin Gereja, Ambrosius berhasil menyurutkan pengaruh kaum bid’ah Arianisme. Ketika Kaisar Theodosius menumpas pemberontakan dan melakukan pembantaian besar-besaran (genosida), Kaisar dikucilkan dari umat (diekskomunikasikan). Untuk diterima kembali ke dalam Gereja, Kaisar harus bertobat dan mengungkapkan penyesalannya di depan umat. Ambrosius tak peduli kaisar atau wong cilik, apabila berdosa harus bertobat. “Kalau Yang Mulia meneladan Raja Daud ketika berdosa, maka Yang Mulia harus mencontoh dia pula ketika bertobat!” – “Kepala Negara adalah anggota Gereja, bukan tuannya”, itulah kata-katanya kepada Kaisar.

DOA: Tuhan Yesus, tolonglah aku agar menerima undangan dari Roh Kudus untuk menerima segala berkat-Mu dalam setiap situasi yang kuhadapi dalam hidupku. Aku percaya bahwa Engkau adalah Imanuel – Allah beserta kita – yang senantiasa berada bersama aku dan saudari-saudaraku yang lain. Jauhkanlah keragu-raguan dari diriku bahwa Engkau sungguh ingin menolongku. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan