Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Sabtu, Disember 31, 2011

SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH

( Bacaan Injil Misa Kudus, HARI RAYA SP MARIA BUNDA ALLAH, Minggu 1-1-12 )
HARI PERDAMAIAN SEDUNIA

Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkataan itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Kemudian kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka’ Ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya (Luk 2: 16-21).

Bacaan Pertama: Bil 6:22-27; Mazmur Tanggapan: Mzm 67:2-3, 5-6,8; Bacaan Kedua: Gal 4:4-7

Pernahkah Saudari/Saudara memikirkan mengapa kita (Gereja) mempunyai suatu pesta yang istimewa untuk merayakan Maria sebagai Bunda Allah? Sesungguhnya, hari raya ini dimaksudkan untuk merayakan keilahian Yesus. Dengan mengakui Maria sebagai Bunda Allah, kita sebenarnya mempermaklumkan iman-kepercayaan kita tentang siapa Yesus ini. Pada bagian-bagian awal dari sejarah Gereja, ada kaum bid’ah yang mengajarkan bahwa Yesus memperoleh kodrat ilahinya pada waktu Dia dibaptis atau pada saat kebangkitan-Nya. Ada juga kaum bid’ah lainnya yang mengajarkan bahwa Yesus hanyalah seorang manusia yang baik, yang mengajar kita bagaimana menyenangkan Allah. Mengakui Maria sebagai Bunda Allah, bukan hanya sebagai Bunda Yesus dari Nazaret, sebenarnya menegakkan suatu kebenaran sentral dari iman-kepercayaan kita: Allah yang Mahakuasa menjadi manusia dalam rahim seorang perempuan.
Sebagai Bunda Allah, Maria membawa Yesus ke tengah dunia. Sekarang, sebagai ibu, saudari dan saudara Yesus (lihat Mrk 3:35), kita semua dipanggil untuk mengikuti contoh yang telah diberikan Maria, dan membawa hidup dan kasih Allah kepada orang-orang lain. Kita pun dipanggil untuk menjadi para “pembawa Allah” (Yunani: Theotokos).
Kita boleh saja bertanya, “Bagaimana saya dapat berpengharapan untuk mempunyai hubungan dengan Allah seperti Maria? Biar bagaimana pun juga, Maria itu kan Santa Perawan? Dalam hal ini kita harus percaya, bahwa Allah mempunyai sebuah rencana yang spesifik bagi diri kita masing-masing, untuk mengangkat kita kepada kehidupan ilahi-Nya.
Allah ingin mengajar kita bagaimana menghargai sabda-Nya dan merenungkannya (lihat Luk 2:19). Ia mengundang kita untuk mengheningkan diri, supaya kita dapat mendengar suara-Nya. Allah ingin memenangkan hati kita sepanjang kita menaruh kepercayaan kepada-Nya dan ketaatan kita pada kehendak-Nya bulat tak terbagi-bagi.
Bagaimana kita dapat menjadi lebih terbuka bagi sabda Allah? Untuk itu, kita dapat mulai dengan menyisihkan waktu prima (prime time) kita bagi-Nya – waktu tanpa gangguan televisi, telepon dan distraksi-distraksi lainnya. Dalam waktu yang secara istimewa disediakan bagi-Nya itu kita dapat membawa ke hadapan-Nya segala kesalahan kita, rasa malu kita, atau kecemasan kita – pendek kata segalanya yang menghalangi kita untuk dapat mengalami kasih-Nya yang menyembuhkan. Selagi kita membuka hati kita bagi Yesus, membaca serta merenungkan sabda-Nya dalam Kitab Suci, dan mentaati dorongan-dorongan Roh-Nya, kita akan mulai mengalami hati yang dipenuhi damai-sejahtera yang dahulu kala dialami oleh Maria. Oleh karena itu marilah kita menyediakan waktu hening yang cukup bagi Allah setiap hari. Apabila kita melakukannya, maka kita pun akan dapat mengenal serta mengalami kasih-Nya, berbagai sentuhan dan dorongan-Nya, dan rahmat-Nya.
DOA: Bapa surgawi, kasih-Mu kepadaku sungguh tak dapat dibayangkan. Aku tidak dapat mengasihi Dikau sepenuh-penuhnya sebagaimana Engkau mengasihi diriku. Namun aku akan mengasihi Dikau sebaik-baiknya. Oleh Roh Kudus-Mu, berdayakanlah diriku agar mampu membawa Yesus Kristus, Putera-Mu terkasih, ke tengah dunia sekelilingku. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan