Malam Natal menjadi malam kudus, sebab pada malam itu Tuhan dilahirkan, yakni Putera dan Sabda (Firman) Bapa. Ia ada di luar segala batas waktu dan melampaui dunia. Ia lahir pada malam itu, tetapi berdasarkan asalnya Dia bukanlah dari dunia ini. Dia bukanlah sembarang kanak-kanak yang lahir pada suatu hari atau pada suatu malam.
Oleh malam yang satu itu, setiap malam ditebus dan dikuduskan. Tidak ada lagi kegelapan di dunia ini yang samasekali tertutup bagi cahaya abadi. Tidak ada lagi mata yang tertutup dan tidak dapat dibuka lagi untuk melihat cahaya nan agung. Karena itu kita boleh memuji suasana malam. Kita boleh mengakui, bahwa suasana malam ada dalam tangan Tuhan, sebab pada malam Natal mata iman kita melihat cahaya abadi. Dan pada malam yang kudus itu telinga kita mendengar lagu-lagu pujian surgawi yang memenuhinya.
Jika demikian halnya, maka kita bertindak sebagai penjaga malam yang dengan kepala dingin yakin bahwa Tuhan datang pada kegelapan malam kehidupan kita, untuk menghantar kita keluar dari malam itu menuju hari agung yang kekal.
Jadi, malam Natal dirayakan karena itulah awal dari HARI AGUNG yang tak kunjung terbenam. Kita mau berjaga dengan tenang, seperti para gembala di padang Efrata. Pada malam itu kita akan mendengar kabar tentang TERANG ABADI. Lalu, tidak akan ada lagi malam yang gelap menakutkan, sebab malam sudah menjelma sebagai MALAM NATAL, ketika Kristus dilahirkan.
Sumber: Adaptasi dari P. Karl Rahner SJ, Een nieuwe spiritualiteit (Sebuah spiritualistas baru)
SELAMAT NATAL & TAHUN BARU 2012
Tiada ulasan:
Catat Ulasan