( Bacaan Pertama Misa, PESTA YOHANES RASUL-PENULIS INJIL, Selasa 27-12-11 )
Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus dan berkata kepada mereka, “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
Lalu berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai ke kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kafan terletak di tanah; akan tteapi, ia tidak masuk ke dalam. Kemudian datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam
kubur itu. Ia melihat kain kafan terletak di tanah, sedangkan kain peluh yang tadinya ada di kepala
Bacaan Pertama: 1Yoh 1:1-4; Mazmur Tanggapan: Mzm 97:1-2,5-6.11-12Yesus tidak terletak dekat kain kafan itu, tetapi terlipat tersendiri di tempat yang lain. Sesudah itu, masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. (Yoh 20:2-8)
Kelahiran Yesus merupakan sebuah langkah ke depan yang menentukan dalam karya Allah untuk menebus suatu umat yang terpisah dari diri-Nya disebabkan oleh dosa. Melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus, umat Allah menemukan keselamatan. Santo Yohanes Rasul yang pestanya kita rayakan pada hari ini, dengan mendalam merasakan akibat dari relasinya dengan Yesus. Yohanes dan saudaranya –
Yakobus – sebelum menjadi murid-murid Yesus adalah nelayan-nelayan yang bekerja untuk ayah mereka yang bernama Zebedeus. Mereka berdua meninggalkan profesi mereka demi mengikut Yesus. Yohanes, Yakobus dan Simon Petrus adalah tiga orang murid Yesus yang termasuk lingkaran paling dekat dengan Yesus ketimbang para murid lainnya. Ketika Yohanes melihat “kubur yang kosong” di pagi hari Paskah, ia langsung percaya (lihat Yoh 20:8).
Allah meningkatkan pemahaman Yohanes tentang Yesus melampaui sekadar tataran fisik dan logis agar ia dapat melihat kebenaran-kebenaran spiritual yang lebih mendalam. Kata kerja dalam bahasa Yunani (eidon) yang digunakan dalam Yoh 20:8 untuk “melihat” memiliki arti yang lebih daripada sekadar melihat dalam arti biasa, namun
berarti melihat yang menyangkut pemahaman akan signifikansi dari peristiwa yang dilihat. Allah ingin agar kita memiliki jenis pemahaman seperti ini mengenai kelahiran Yesus, sesuatu yang dapat diperoleh melalui karya Roh Kudus dalam diri kita.
Kelahiran Yesus adalah sebuah bagian vital dari rencana Allah yang sempurna untuk merestorasi umat-Nya kepada diri-Nya sendiri. Yesus menjadi manusia, dengan demikian secara akrab mempersatukan diri-Nya dengan kita (lihat Ibr 4:15) – baik dalam penderitaan sengsara-Nya maupun dalam kemuliaan-Nya. Pada waktu kita dibaptis ke dalam Yesus kita dibaptis ke dalam kematian-Nya dan kebangkitan-Nya (lihat Rm 6:3-11). Yesus mengatakan kepada Yakobus dan Yohanes, bahwa apabila mereka menginginkan tempat-tempat terhormat dalam surga, maka mereka harus bersedia untuk melayani dan memberikan diri mereka sendiri seturut teladan-Nya (lihat Mrk 10:35-45).
Manakala kita dapat ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus (Flp 1:29), menderita bersama Dia, maka hal ini bukanlah berarti untuk membereskan dosa-dosa kita atau dengan wajah cemberut sambil menggerutu menanggung pencobaan-pencobaan atas diri kita. Yesus telah melakukan silih atas dosa-dosa kita secara lengkap-total di atas kayu salib. Ketika kita bertobat atas segala dosa kita dengan hati yang tulus-ikhlas, maka Allah mengampuni kita, dan kita tidak perlu terus-menerus dihantui oleh rasa bersalah. Penderitaan kita dapat juga menyangkut niat dan tindakan nyata untuk menyingkirkan atau membuang kebiasaan-kebiasaan dosa kita melalui rahmat Allah sehingga dengan demikian kehidupan Yesus dimanifestasikan dalam diri kita dan Gereja pun menjadi terbangun.
DOA: Bapa surgawi, Allah yang Mahatahu, kuduslah nama-Mu. Engkau telah menyatakan misteri-misteri sabda-Mu melalui Santo Yohanes Rasul. Semoga lewat doa dan permenungan atas tulisan-tulisannya kami sampai pada pemahaman tentang hikmat-kebijaksanaan-Mu secara benar. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan