( Bacaan Pertama Misa Kudus, HARI MINGGU ADVEN II (Tahun B), 4-12-11 )
Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepada-Nya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN (YHWH) dua kali lipat karena segala dosanya.
Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!” Lihat, itu
Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati (Yes 40:1-5,9-11).Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk YHWH, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan YHWH akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, YHWH sendiri telah mengatakannya.”
Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14; Bacaan Kedua: 2Ptr 3:8-14; Bacaan Injil: Mrk 1:1-8
Sekitar 500 tahun sebelum kedatangan Putera Allah sebagai Yesus dari Nazaret, seorang nabi menulis tentang sang Mesias yang diharap-harapkan kedatangan-Nya. Kata-kata yang diucapkannya menceritakan tentang tibanya suatu saat di mana seluruh dosa Israel akan diampuni dan saat di mana kesulitan dan penderitaan bagi Yerusalem akan berlalu. Hal itu adalah sebuah pesan akan datangnya kenyamanan dan damai-sejahtera. Sebuah pesan tentang restorasi dan pengharapan.
Yohanes Pembaptis memilih ayat-ayat khusus ini dari Kitab Yesaya untuk menggambarkan panggilan hidupnya sendiri. Sebagaimana juga seorang raja pada zaman kuno didahului oleh para bentaranya untuk mempersiapkan jalan bagi sang raja, maka Yohanes Pembaptis adalah sang bentara yang mempersiapkan jalan bagi Yesus: Ia mempersiapkan jalan di padang gurun untuk Yesus, meluruskan di padang belantara jalan raya bagi-Nya, menutup setiap lembah, meratakan setiap gunung dan bukit agar menjadi tanah yang rata dan dataran, dan mengajak orang-orang Israel untuk memandang surga (Yes 40:3-5; bdk. Mrk 1:1-3). Yohanes mengajak para pendengarnya untuk bertobat dari dosa-dosa dan mempersiapkan diri mereka untuk menyambut kedatangan Dia yang lebih besar daripada dirinya (Mrk 1:7-7).
Yesus memang telah datang ke tengah dunia. Setelah Ia bangkit dari antara orang mati, Yesus berjanji bahwa Dia akan datang kembali, kali ini sebagai seorang Raja. Sementara itu, kita telah melihat berbagai karya Roh Kudus terus berlangsung. Pada setiap zaman, Roh Kudus telah membangkitkan para pelayan/hamba yang akan berseru kepada kita agar kita “menyiapkan jalan” bagi kedatangan Yesus untuk kedua kalinya.
Dari para pelayan/hamba itu ada yang memanggil agar kehidupan doa kita diperdalam. Ada pula pelayan/hamba yang memanggil kita untuk bertobat dan meninggalkan hidup kedosaan kita. Siapa dari kita yang belum disentuh oleh kehidupan orang-orang kudus ini? Melalui para bentara yang mendahului kita ini, Roh Kudus ingin membimbing kita dan melindungi kita. Dia ingin menolong kita agar dapat melihat dosa-dosa kita dan menyemangati kita bilamana kita sedang sedang mengalami keputusasaan. Manakala kita sedang menderita, Roh Kudus sungguh ingin memegang tangan kita dan mendukung kita. Jika kita sedang ngawur kesana kemari, Dia ingin menjaga kita agar tetap berjalan di jalan yang benar.
Lebih dari segalanya, Roh Kudus ingin sekali menolong agar kita senantiasa memiliki pengharapan tinggi. Dia ingin agar kita mengetahui betapa terang benderang dan indahnya surga itu. Dia ingin agar kita bermimpi akan adanya sebuah dunia tanpa kemiskinan, tanpa perang, tanpa kebencian, dan tanpa dosa. Itulah sebabnya mengapa Dia ingin agar kita berdoa: “Datanglah, Tuhan Yesus.” (Why 22:20) Oleh karena itu marilah kita masing-masing mengatakan kepada Yesus, bahwa kita berterima kasih penuh syukur kepada-Nya karena Dia telah mengirimkan kepada kita para nabi-Nya, para kudus pendahulu kita yang memiliki suara-suara profetis, yang berseru, Siapkanlah jalan bagi Tuhan!”
DOA: Roh Kudus Allah, bekerjalah dalam diriku. Ratakanlah berbagai gunung dan bukit dalam diriku sehingga dapat menjadi jalan rata bagi kedatangan Yesus kembali kelak. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan