Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Disember 14, 2011

KASIH SETIA-KU TIDAK AKAN BERANJAK DARI PADAMU

( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan III Adven, Kamis 15-12-11 )

Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami, firman TUHAN (YHWH). Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi. Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu, sebab engkau tidak akan tersipu-sipu. Sebab engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu. Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, YHWH semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati, YHWH memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman YHWH, Penebusmu. Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman YHWH, yang mengasihani engkau. (Yes 54:1-10)

Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2-6,11-13; Bacaan Injil: Luk 7:19-23

Kasih Allah kepada umat-Nya, Israel, seringkali kita baca sepanjang Kitab Suci Perjanjian Lama. Yesaya Kedua (Deutero-Yesaya [lihat Yes 40-55 dan Yes 34-35]; seorang nabi yang hidup sekitar 150 tahun kemudian namun menulis seturut tradisi Yesaya yang pertama), berbicara kepada bangsa Israel yang hidup dalam pengasingan setelah Raja Babel, Nebukadnezar (605-562 SM) menaklukkan negeri Yehuda dan menghancurkan Yerusalem dan Bait Suci (587 SM). Nubuatan dari Deutero-Yesaya adalah untuk memberikan pengharapan kepada umat Allah.

Pengharapan itu bahkan melampaui apa yang dilihat oleh nabi Deutero-Yesaya dalam restorasi Yerusalem dan peresmian kembali Bait Suci yang kedua di tahun 515 SM. Sang nabi di sini mengacu kepada seorang perempuan mandul yang akan mempunyai lebih banyak anak daripada seorang perempuan daripada yang bersuami (lihat Yes 54:1). Anak-anak yang dilahirkan oleh Israel adalah bangsa-bangsa kafir, karena keselamatan datang orang-orang Yahudi melalui Yesus dari Nazaret (lihat Yoh 4:22).

Pada waktu Putera Allah datang ke tengah dunia sebagai seorang Yahudi, Dia mengumpulkan semua orang yang mengikut-Nya ke dalam Israel milik Allah (lihat Gal 6:16). Melalui Yesus, bangsa-bangsa kafir dapat menyembah Allah Israel, dengan demikian mereka menjadi umat pilihan Allah dalam tubuh Kristus (Tubuh Kristus = Gereja). Dalam Tubuh Kristus ini, kita semua mencicipi buah-buah pertama kehidupan yang telah dijanjikan kepada kita dan yang kita telah kehilangan karena kejatuhan manusia dalam dosa. Pengharapan kita besar karena Yesus adalah Kepala kita dan jalan menuju kehidupan. Melalui Dia dan dalam Dia, kita ambil bagian dalam kehidupan yang dijanjikan dalam nubuatan ini.

Dalam sebuah metafora lainnya, nabi Deutero-Yesaya menubuatkan restorasi relasi antara Israel dan Allah seperti halnya perkawinan, khususnya perkawinan seorang janda (Yes 54:4-5). Perkawinan adalah perjanjian suci, dan Allah tidak pernah melupakan perjanjian-Nya untuk menjadi Allah Israel. Tradisi Kristiani mengikuti metafora perkawinan antara Allah dan Israel, dengan menggambarkan Yesus sebagai sang mempelai laki-laki dan Gereja sebagai mempelai perempuan-Nya selagi Dia menggenapi nubuatan tentang sebuah perjanjian yang baru (lihat Yer 31:31-34).

Dengan membuat alusi kepada air bah pada zaman Nuh, nabi Deutero-Yesaya membuat ringkasan janji penebusan Allah dalam situasi kedosaan yang tidak dapat ditoleransi (Yes 54:9-10). Air sebagai pembersih dosa menjadi perlambangan Roh Allah dalam nubuatan nabi Yehezkiel (Yeh 43:2-5; 47:1-12). Gereja memahami air itu melambangkan pelepasan Roh dan dengan demikian memandangnya sebagai pencerminan kehidupan ke dalam mana kita dibawa melalui air baptisan.

DOA: Bapa surgawi, Engkau adalah pengarang kehidupan dan pengharapan kami adalah Engkau saja. Engkau senantiasa mengasihi umat yang telah Kaupilih menjadi milik-Mu dan melalui Yesus Engkau telah menjadikan kami bagian dari umat itu. Terima kasih, Bapa, untuk kasih-Mu yang tak terhingga kepada kami. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan