Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Khamis, Disember 01, 2011

KARENA KITA MENERIMA SEGALANYA YANG BAIK DARI ALLAH

( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan I Adven, Jumat 2-12-11 )

Keluarga Kapusin: Peringatan B. Maria Angela Astorch, Ordo II/Klaris Kap.

Bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? Pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat. Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN (YHWH), dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! Sebab orang yang gagah sombong akan berakhir dan orang pencemooh akan habis, dan semua orang yang berniat jahat akan dilenyapkan, yaitu mereka yang begitu saja menyatakan seseorang berdosa di dalam suatu perkara, dan yang memasang jerat terhadap orang yang menegor mereka di pintu gerbang, dan yang mendesak orang benar dengan alasan yang tidak-tidak. Sebab itu beginilah firman YHWH, Allah kaum keturunan Yakub, Dia yang telah membebaskan Abraham: “Mulai sekarang Yakub tidak lagi mendapat malu, dan mukanya tidak lagi pucat. Sebab pada waktu mereka, keturunan Yakub itu, melihat apa yang dibuat tangan-Ku di tengah-tengahnya, mereka akan menguduskan nama-Ku; mereka akan menguduskan Yang Kudus, Allah Yakub, dan mereka akan gentar kepada Allah Israel; orang-orang yang sesat pikiran akan mendapat pengertian, dan orang-orang yang bersungut-sungut akan menerima pengajaran.” (Yes 29:17-24)

Mazmur Tanggapan: Mzm 27:1,4,13-14; Bacaan Injil: Mat 9:27-31

“Orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam TUHAN (YHWH), dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel!” (Yes 29:19).

Siapa yang dimaksudkan dengan orang-orang ini? Siapakah mereka sebenarnya? Apakah mereka segerombolan orang-orang pengecut, orang-orang lembek yang tidak mempunyai nyali untuk turut serta berpetualang dalam dunia yang keras dan penuh tipu-daya ini? Sama sekali bukan! Orang-orang yang dikatakan “lembek” ini adalah orang-orang yang mengakui ketergantungan mereka pada Allah dan tidak memperlakukan orang-orang lain secara angkuh-sombong. Mereka adalah pribadi-pribadi yang memiliki disposisi batin “kedinaan” / “kerendahan” di hadapan Allah. Seseorang yang sungguh rendah hati (dina) mengakui kenyataan bahwa dia menerima segalanya yang baik dari Allah.

Rendah atau dina di hadapan Allah samasekali tidak berarti “lembek”. Yesus adalah yang paling rendah hati di antara manusia, namun Ia juga memiliki karakter yang paling kuat di antara semua orang. Santo Paulus dengan baik menggambarkan hal itu seperti berikut: “Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku, ‘Yesus Kristus adalah Tuhan’, bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Flp 2:511). Dengan demikian, barangsiapa merendahkan diri mereka dengan mengalami pencobaan-pencobaan di bawah tangan Allah dan bersekutu dengan Yesus yang tersalib, maka orang itu pada akhirnya akan ditinggikan dan ikut ambil bagian dalam kemuliaan Allah. Tindakan merendahkan diri kita sendiri dan mengalami pencobaan-pencobaan dengan cara begini membutuhkan kekuatan yang datang dari Allah sendiri, hal mana sangat bertentangan dengan kepengecutan atau kelembekan pribadi.

Namun demikian, apa artinya kerendahan-hati atau kedinaan tanpa disertai iman? Sebaliknya, apa artinya iman tanpa kerendahan-hati atau kedinaan? Kedua hal itu terkait satu sama lain dengan intimnya, karena keduanya adalah sikap-sikap keterbukaan kepada Allah dan penundukkan diri penuh keyakinan kepada rahmat-Nya. Orang yang angkuh tidak akan menunggu Allah untuk membangkitkannya. Mereka sepenuhnya menggantungkan diri pada kekuatan mereka sendiri, juga segala sumber-daya yang mereka miliki. Mereka berkata: “God only helps those people who help themselves!”, dan mereka tidak menyukai kata-kata indah dalam lagu “YOU RAISE ME UP” dari Josh Groban.

Bagaimana dengan orang-orang yang rendah-hati atau dina? Mereka memiliki kekuatan untuk menantikan tindakan Allah mendatangi mereka. Mereka menaruh kepercayaan pada Yesus seperti orang-orang buta berteriak memohon belas kasihan. Yesus bertanya kepada mereka, “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?” Mereka menjawab: “Ya Tuhan, kami percaya.” (lihat Mat 9:28; dari bacaan Injil hari ini), lalu mereka pun menjadi sembuh.

Pada masa Adven ini, ketika kita mendekati Yesus dalam doa, ingatlah SIAPA Dia sesungguhnya dan siapa kita di hadapan diri-Nya. Manakala peristiwa-peristiwa buruk menimpa diri kita pada saat-saat di mana kita tidak siap – ketika orang-orang yang kita kasihi membuat diri kita kecewa dan sedih, ketika kita digoda untuk terjebak dalam berbagai urusan dunia – marilah kita mengingat bahwa kita dikasihi oleh Allah dengan teramat sangat. Pada saat Yesus datang kepada orang-orang buta, maka kegelapan mereka dilenyapkan. Pada saat Ia masuk ke dalam hati kita, maka kegelapan hati kita pun akan hilang lenyap.

DOA: Bapa surgawi, Engkau telah memenuhi setiap kebutuhanku melalui Putera-Mu terkasih, Yesus Kristus! Aku membuka lebar-lebar pintu hatiku bagi kuasa rahmat-Mu. Kasih-Mu dan kerahiman-Mu adalah sukacita dan kekuatanku. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan