( Bacaan Pertama Misa, HARI RAYA SP MARIA DIKANDUNG TANPA DOSA, Rabu 8-12-10 )
[Keluarga besar Fransiskan: HARI RAYA PELINDUNG DAN RATU TAREKAT]
Tetapi TUHAN (YHWH) Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman itu, aku menjadi takut karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Ku-larang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kau-tempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah YHWH Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memberdayakan aku, maka kumakan.” Lalu berfirmanlah YHWH Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan peutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. (Kej 3:9-15,20)
Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1-4; Bacaan Kedua: Ef 1:3-6,11-12; Bacaan Injil: Luk 1:26-38
Pada ‘Hari Raya Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa’ ini, kita membaca cerita tentang kejatuhan Adam dan Hawa dan janji keselamatan dari Allah melalui seorang keturunan Hawa. Selagi dia membaca potongan bacaan dari Kitab Kejadian ini, Santo Hieronimus [342-420] memahami bahwa bahwa seorang Hawa yang barulah yang akan meremukkan kepala si ular. Sebagaimana Hawa yang pertama, Hawa yang baru ini akan dipanggil sebagai “ibu semua yang hidup” karena dia akan melahirkan Yesus Kristus yang akan membebaskan diri kita dari maut dan menjadikan kita yang percaya kepada-Nya sebagai ciptaan baru.
Terkandungnya Maria tanpa dosa menandakan awal dari ciptaan baru dalam Kristus. Pada awalnya Allah menciptakan segala sesuatu, demikian pula sekarang bersama Maria Dia mulai menciptakan kembali segala sesuatu, memperbaharui seluruh surga dan bumi melalui penebusan yang akan dicapai oleh Putera-Nya. Sepanjang masa Maria telah dikenal sebagai Hawa yang baru. Tanggapan “ya” Maria (lihat Luk 1:38) telah menggantikan “tidak”-nya Hawa yang pertama, seperti Yesus – sang Adam yang baru – yang melayani dalam kehidupan baru dalam Roh bagi umat Allah (lihat 1Kor 15:22; 15:45). Dalam kerendahan hati dan kesetiaannya, Maria berdiri tegak sebagai sebuah tanda ciptaan baru ini.
Pada hari raya yang istimewa ini, kita secara khusus memandang kekudusan Maria yang secara unik dipilih sebelum dunia dijadikan, supaya kudus dan tak bercela di hadapan Allah (Ef 1:4). Dijaga dari noda dosa asal, Maria secara khusus terbuka bagi karya Roh Kudus dalam dirinya. Kata-katanya,“Jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38), merupakan suatu pengudusan mendalam yang tidak pernah ditarik kembali, melainkan hanya semakin mendalam dan mendalam lagi sepanjang sisa hidupnya di dunia.
Marilah kita memperkenankan Roh Kudus untuk membuang segala penghalang yang akan merintangi karya-Nya dalam diri kita masing-masing. Semoga kita semua dapat memberi tanggapan “ya” secara sempurna seperti yang dilakukan Maria, dengan demikian mengenal serta mengalami berkat-berkat Allah dan kasih karunia-Nya. Allah sedang memperbaharui seluruh ciptaan, demikian pula Dia ingin memperbaharui setiap dan masing-masing kita.
DOA: Bapa surgawi, kami mohon agar Engkau terus menciptakan kami kembali menurut gambar dan rupa-Mu. Tolonglah kami agar dapat menjadi seperti Maria, yang dengan rendah hati merangkul kehendak-Mu dan bersukacita dalam kasih-Mu. Penuhilah diri kami dengan kehadiran-Mu, sementara kami menantikan kedatangan hari di mana kami akan dapat memandang Engkau – muka ketemu muka. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan