(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa VI, Kamis 16-2-12)
Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke desa-desa di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka kepada-Nya, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, yang lain mengatakan: Elia, yang lain lagi mengatakan: Seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus, “Engkaulah Mesias!” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia.
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan mulai menegur Dia dengan keras. Lalu berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia menegur Petrus dengan keras, “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mrk 8:27-33)
Bacaan Pertama: Yak 2:1-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-7
“Engkaulah Mesias!” (Mrk 8:29). Ini adalah proklamasi yang sungguh luarbiasa menakjubkan – dan Simon Petrus membuat pernyataan ini setelah Yesus mengalami begitu banyak oposisi dari para pemuka agama Yahudi, dan ajaran-ajaran-Nya pun tidak kurang membingungkan para murid-Nya! Walaupun orang-orang Farisi telah menyaksikan sendiri mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya, mereka tetap meminta agar Yesus memberikan tanda dari surga (lihat Mrk 8:11-13). Kemudian Yesus mencoba mengingatkan para murid-Nya agar waspada terhadap kemunafikan orang-orang Farisi dan Herodes (dan para pendukungnya), namun pesan-Nya tidak dipahami oleh para murid-Nya (lihat Mrk 8:14-21). Akhirnya, ketika Yesus berupaya untuk menyembuhkan seorang buta di Betsaida, Dia hanya dapat menyembuhkan orang buta itu secara bertahap (lihat Mrk 8:22-26). Orang itu tidak langsung dapat melihat secara penuh – demikian pula kiranya Simon Petrus dan murid-murid yang lain dalam memandang siapa Yesus bagi mereka.
Dengan proklamasinya tentang Yesus sebagai sang Mesias (lihat Mrk 8:29), kelihatannya Petrus akhirnya telah sampai kepada pemahaman tentang siapa Yesus sebenarnya dan mengapa Dia datang ke dunia. Namun, seperti orang buta yang belum sepenuhnya disembuhkan, visi Petrus masih belum jelas. Pada saat Yesus mulai menjelaskan bahwa Mesias “ditakdirkan” untuk menderita dan mati, maka Petrus memprotes. Protes Petrus ini membuktikan bahwa dia (dan murid-murid lainnya) tidak/belum memahami implikasi-implikasi sepenuhnya dari apa yang baru saja dipermaklumkannya dengan begitu meyakinkan. Beberapa menit sebelumnya Petrus memproklamasikan Yesus sebagai Mesias (Kristus) – Yang diurapi oleh Allah – sekarang Petrus malah berselisih pendapat dengan Yesus.
Sekarang, bagaimana halnya dengan kita sendiri? Kita sering sekali memproklamasikan Yesus sebagai Kristus, namun masalahnya apakah kita memahami implikasi sepenuhnya dari apa yang kita permaklumkan? Para murid Yesus berpikir bahwa mereka mengetahui apa yang harus diharapkan dari seorang Mesias: peragaan kuasa dan kemuliaan dunia. Mereka tidak memahami bahwa Yesus justru mengalahkan dosa dengan menyerahkan diri-Nya untuk menanggung hukuman yang sebenarnya pantas ditimpakan atas diri kita. Dalam penderitaan sengsara-Nya Tubuh-Nya penuh dengan luka-luka yang merupakan efek-efek dari ketidaktaatan kita.
Sebagian besar dari kita akan setuju bahwa Yesus adalah Mesias. Akan tetapi, sampai berapa jauh kita menghubungkan pernyataan itu dengan kematian-Nya di atas kayu salib? Mungkinkah kita merasa takut untuk melihat ke dalam hati kita sendiri dan melihat kebutuhan kita akan pengampunan dan pembebasan (pelepasan) dari kedosaan kita? Inilah sebenarnya KABAR BAIK YESUS KRISTUS: Yesus telah mengampuni kita; Dia telah memenangkan bagi kita kebebasan kita dari perbudakan dosa. Kita mempunyai seorang Juruselamat yang sangat mengasihi kita, sehingga kita tidak perlu merasa takut untuk melihat ke dalam hati kita, karena Dia sungguh mengetahui apa yang ada di dalam hati kita itu dan Ia pun menawarkan kebebasan dan kasih-Nya kepada kita. Apa yang diminta oleh-Nya dari kita adalah agar kita datang menghadap-Nya dengan rendah hati dan membuka diri kita bagi kasih-Nya yang menyembuhkan.
DOA: Yesus, kami memproklamasikan bahwa Engkau adalah Mesias, Kristus yang datang ke tengah-tengah dunia karena kasih-Mu, dan kemudian menderita karena dosa-dosa kami. Bukalah mata kami lebar-lebar, ya Tuhan! Tolonglah kami agar mau dan mampu percaya bahwa oleh kematian dan kebangkitan-Mu, Engkau telah mematahkan kuasa dosa dan memberikan kesembuhan bagi siapa saja yang datang menghadap Engkau. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan