Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Rabu, Februari 08, 2012

IMAN SEORANG PEREMPUAN SIRO-FENISIA

( Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa V, Kamis 9-2-12 )

Lalu Yesus berangkat dari situ dan pergi ke daerah Tirus. Ia masuk ke sebuah rumah dan tidak ingin seorang pun mengetahuinya, tetapi kedatangan-Nya tidak dapat dirahasiakan. Malah seorang ibu, yang anak perempuannya kerasukan orang jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan sujud di depan kaki-nya. Perempuan itu seorang Yunani keturunan Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anak perempuannya. Lalu Yesus berkata kepadanya, “Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak itu dan melemparkannya kepada anjing.” Tetapi perempuan itu menjawab, “Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak.” Lalu kata Yesus kepada perempuan itu, “Karena kata-katamu itu, pergilah, setan itu sudah keluar dari anakmu.” Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur dan setan itu sudah keluar. (Mrk 7:24-30)

Bacaan Pertama: 1Raj 11:4-13; Mazmur Tanggapan: Mzm 106:3-4,35-37,40
Yesus berulang-ulang kali mengatakan kepada para murid-Nya, bahwa misi-Nya bukanlah terutama untuk orang-orang non-Yahudi (baca: kafir), melainkan Ia datang untuk memanggil orang-orang Yahudi kembali kepada Allah (Mat 5:17; 10:5-6; Yoh 1:31). Walaupun begitu, ketika seorang perempuan Yunani keturunan Siro-Fenisia memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya, Yesus melangkah keluar dari “kotak” tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Jadi, satu lagi contoh bagaimana Yesus “melanggar peraturan” yang berlaku demi Kerajaan Allah.
Jelas, Yesus bukan menganjurkan adanya anarki. Dia sangat mengetahui dan mengajar lewat khotbah-khotbah-Nya, bahwa Allah menetapkan peraturan-peraturan untuk membimbing dan melindungi umat-Nya dalam perjalanan menuju kehidupan kekal bersama-Nya. Akan tetapi, peraturan-peraturan itu dimaksudkan sebagai penjaga, bukan sebaliknya – peraturan menjadi panglima. Jadi, apakah yang telah memprovokasi Yesus untuk mengubah pola-kerja-Nya dan malah menolong perempuan Siro-Fenisia itu? Iman perempuan itu! Lagi-lagi kita melihat Yesus yang merasa kagum sekali apabila melihat iman-penuh-ketekunan yang dimiliki seseorang (Mat 8:10-12; Luk 7:44-50; Mrk 5:30-34).
Kita semua adalah anak-anak Allah, bukan hamba-hamba (budak-budak)-Nya. Sebagai anak-anak Allah, kita dapat berjalan dalam kebebasan: kebebasan dari dosa (Ibr 2:14-15), kebebasan untuk mengungkapkan iman kita melalui kasih (Gal 5:1,6), kebebasan untuk hidup oleh Roh (Rm 8:2,4), bahkan kebebasan untuk meneladan Yesus dalam kemauan-Nya untuk bergerak melampaui ketaatan kaku terhadap peraturan-peraturan.
Pengalaman menunjukkan bahwa apabila kita menyediakan cukup banyak waktu untuk mengikuti Yesus, maka Dia akan memberikan kepada kita kesempatan-kesempatan untuk melakukan terobosan terhadap segala peraturan dan batasan yang kita buat sendiri demi Injil. Barangkali anda sekarang menjadi tertarik untuk melakukan pelayanan kepada saudari-saudara yang sedang mendekam di penjara, walaupun anda tidak mempunyai pengalaman samasekali di bidang pelayanan itu. Atau, barangkali anda dipimpin untuk bekerja di sebuah rumah singgah, walaupun mula-mula ada keengganan untuk meninggalkan rumah anda yang terletak di lingkungan yang nyaman. Seorang imam muda misionaris Indonesia di Taiwan bercerita, bahwa seorang sahabatnya adalah seorang biarawati lokal Taiwan yang sudah tua sekali. Suster itu sangat periang dan sejak muda selalu melayani suster-suster lain dalam biaranya. Suster itu memilih untuk terus melayani dengan segala keterbatasannya karena usianya yang sudah lanjut, daripada hidup sebagai pensiunan suster yang sehari-hari dilayani. Jadi, kesempatan-kesempatan yang tersedia sebenarnya tak terbatas, asal saja kita mau melangkah keluar dari batasan-batasan yang “normal”, ……artinya berani keluar dari kotak yang membatasi gerak-gerik kita.
Seandainya Yesus menolak permohonan perempuan Siro-Fenisia itu, maka dia tidak akan diberkati. Demikian pula, kita dipanggil untuk memberi tanggapan terhadap permohonan-permohonan yang diajukan kepada kita. Dengan iman kepada Yesus, kita pun dapat melihat Allah melakukan banyak perbuatan yang besar atas orang-orang lewat diri kita. Oleh karena itu, kita harus mempunyai iman dan mengambil langkah. Kita akan melihat apa yang Allah dapat lakukan melalui diri kita.
DOA: Tuhan Yesus, terima kasih penuh syukur kuhaturkan kepada-Mu untuk kasih-Mu dan belas-kasihan-Mu kepada-Ku. Oleh Roh Kudus-Mu, tunjukkanlah kepadaku bagaimana aku dapat menjadi saksi-Mu yang tangguh. Anugerahkanlah kepadaku keberanian dan hikmat-kebijaksanaan untuk melayani Gereja-Mu. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan