Halaman

"BAPA YANG KEKAL KUPERSEMBAHKAN KEPADA-MU, TUBUH DAN DARAH, JIWA DAN KE-AILAHAN PUTERA-MU YANG TERKASIH TUHAN KAMI YESUS KRISTUS, DEMI PENEBUSAN DOSA-DOSA KAMI DAN DOSA SELURUH DUNIA" - YESUS RAJA KERAHIMAN ILAHI, AKU PERCAYA KEPADA-MU

Selasa, Februari 21, 2012

PADA WAKTU AKU BERKENAN, AKU MENDENGARKAN ENGKAU, DAN PADA HARI AKU MENYELAMATKAN, AKU MENOLONG ENGKAU

( Bacaan Kedua Misa Kudus, HARI RABU ABU, 22-2-12 )

Pesta Takhta Santo Petrus, Rasul

Jadi, kami ini utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan pengantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: Berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.


Bacaan Pertama: Yl 2:12-18; Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-6,12-14,17; Bacaan Injil: Mat 6:1-6,16-18
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan menyia-nyiakan anugerah Allah yang telah kamu terima. Sebab Allah berfirman, “Pada waktu Aku berkenan, Aku mendengarkan engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku menolong engkau.” Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu. (2Kor 5:20-6:2)

“Kamu jangan menyia-nyiakan anugerah Allah yang telah kamu terima. …… Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu; sesungguhnya, hari ini adalah hari penyelamatan itu” (1Kor 6:1,2).

Pada hari ini dimulailah “waktu perkenanan” dari Allah. Mulai hari ini, dan selama masa Prapaskah, Bapa surgawi mengundang kita untuk mengambil sejumlah langkah untuk mendekati-Nya sehingga Dia dapat membuat lompatan besar untuk mendekat kepada kita. Untuk beberapa saat, marilah kita menyingkirkan dulu rencana-rencana kita untuk masa Prapaskah dan merenungkan rahmat yang dicurahkan Allah kepada kita pada musim yang istimewa ini. Marilah kita merenungkan rahmat yang mengalir dari Bapa – yang memperkenankan Putera-Nya yang mahasempurna mati di kayu salib guna menebus dosa-dosa kita – agar kita bebas-merdeka dari kuasa dosa.

Sejak saat Ia menciptakan kita, Allah sebenarnya ingin membuka pintu gerbang surga bagi kita – tidak lebih, tidak kurang! Allah ingin agar kasih-Nya dapat dicurahkan dari surga ke atas lahan yang kekeringan. Akan tetapi hati manusia sudah mengeras dan tertutup oleh dosa. Itulah sebabnya, mengapa Yesus (sang Sabda) menjadi seorang manusia dan membawa dirinya ke kayu salib. Dia menebus dosa-dosa kita sebagai individu, juga mematikan sifat kita yang suka memberontak dan mementingkan diri-sendiri. Santo Paulus menulis: “Kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa” (Rm 6:6).

Allah sungguh ingin membawakan kebebasan ke dalam setiap bagian kehidupan kita. Dia menginginkan agar rahmat-Nya meliputi dan meresap ke dalam keseluruhan diri kita, untuk menghangatkan hati kita dan mentransformasikan pikiran kita. Dia sangat mengetahui kebutuhan-kebutuhan kita. Dia juga sangat mengetahui kelemahan-kelemahan kita. Dia mengetahui hasrat-hasrat kita yang terdalam – baik ataupun buruk – dan Ia tidak akan menahan apa pun yang baik dari diri kita selagi kita menghadap-Nya dalam doa. Apabila kita mengakui kelemahan-kelemahan kita – maka ketika kita berdoa, “Tuhan, aku membutuhkan rahmat-Mu! Aku membutuhkan Engkau!” – maka Dia akan menyembuhkan kita dan mengubah kita.

Saudari-Saudara yang dikasihi Kristus, sekarang adalah “waktu perkenanan” itu! Allah mengetahui dosa mana yang paling sulit kita tanggulangi, dan Ia mempunyai semua rahmat yang kita butuhkan untuk meninggalkan dosa-dosa itu. Akan tetapi, bahkan lebih penting lagi adalah kenyataan yang perlu kita imani dengan sungguh-sungguh, bahwa Allah mempunyai rahmat yang diperlukan untuk melembutkan hati kita dan mengajar kita untuk hidup dalam kasih-Nya.

DOA: Bapa surgawi, rahmat-Mu sungguh membuat diriku takjub penuh kekaguman. Engkau senantiasa menunjukkan rahmat-Mu kepada diriku. Tolonglah aku dalam masa Prapaskah ini agar dapat melihat Engkau berlari menyambutku dengan tangan terbuka, seperti dalam “perumpamaan si anak yang hilang”. Amin.

Sdr. F.X. Indrapradja, OFS

Tiada ulasan:

Catat Ulasan