( Bacaan Pertama Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa VII, Selasa 21-2-12 )
Dari mana datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah. Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!”
Mazmur Tanggapan: Mzm 55:7-11,23; Bacaan Injil: Mrk 9:30-37Tetapi anugerah yang diberikan-Nya kepada kita, lebih besar daripada itu. Karena itu, Ia katakan, “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari hadapanmu! Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. (Yak 4:1-10)
“Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratapan dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (Yak 4:9-10).
Besok hari Rabu adalah “HARI RABU ABU” , awal dari masa Prapaskah. Saya masih ingat, bahwa pada hari ini (H minus 1), di Amerika Serikat (New Orleans, kalau tidak salah) diselenggarakan festival besar-besaran yang diberi nama Mardi Gras. Di akhir tahun 1950’an atau awal 1960’an ada sebuah film bagus dengan judul “Mardi Gras” yang dibintangi oleh penyanyi kondang masa itu, Pat Boone. Film itu dengan baik menggambarkan apa dan bagaimana suasana festival itu. Hari festival itu dimaksudkan sebagai suatu hari penuh kegembiraan dan suka-ria, kesempatan terakhir untuk “heboh-heboh” sebelum melakukan puasa, pantang, mati-raga dsb. dst. dalam masa Prapaskah yang cukup lama durasinya itu. Bukankah dengan demikian petikan dari Surat Yakobus di atas (Yak 4:9-10) terasa kurang cocok dengan suasana penuh kegembiraan hari ini? Sebenarnya cukup cocok juga, karena festival Mardi Gras atau/atau sejenisnya (kalau tidak salah ada juga di Brazil) yang diselenggarakan satu hari sebelum dimulainya masa Prapaskah – tentunya yang bebas dari ekses-ekses yang tidak diinginkan – dimaksudkan untuk merayakan kebebasan kita dalam Kristus!
Allah ingin memberikan kepada kita pandangan segar tentang penyangkalan-diri yang akan kita lakukan selama sekitar 6 pekan ini sesuai undangan-Nya. Apakah alasannya sehingga kita mau-maunya mempraktekkan mati-raga dlsb., yang hanya membuat fisik kita lemah dan rentan? Karena mereka yang kuat-kekar tidak memerlukan pertolongan. Akan tetapi, mereka yang lemahlah yang lebih siap untuk datang ke bawah pemeliharaan dan otoritas “seseorang” yang lebih kuat. Hal ini sama benarnya dalam hidup Kekristenan (Kristiani) maupun di mana saja. Mereka yang tahu bahwa diri mereka lemah akan “mendekat kepada Allah” dan dengan penuh sukacita mereka juga akan melihat bahwa “Allah pun akan mendekat kepada mereka” (lihat Yak 4:8)!
Pada waktu segalanya dalam hidup kita berjalan dengan baik, kita cenderung untuk mereduksi – atau bahkan tidak menghiraukan sama sekali – kebutuhan-kebutuhan kita akan Allah. Kita dapat melontarkan pandangan kita ke sekeliling kita dan berkata, “Aku kuat; aku tidak membutuhkan pertolongan-Nya.” Namun apabila kita berada dalam “padang gurun” pribadi, maka kita menemukan kenyataan betapa diri kita itu lemah dan sangat membutuhkan pertolongan. Jadi, masa Prapaskah memberikan kepada kita suatu kesempatan untuk melihat kebutuhan kita dan mengembangkan kebiasaan untuk tetap dekat pada Allah. Dengan demikian, ketika kesulitan-kesulitan datang – apakah sedikit demi sedikit atau secara bertubi-tubi – maka kita pun sudah siap menghadapi semua itu karena kita telah belajar menggantungkan diri kepada Allah dan menerima kekuatan dari Dia.
Selama 40 hari mendatang, marilah kita mendalami kesadaran kita akan kasih Allah yang dicurahkan di atas kayu salib di bukit Golgota sekitar 2.000 tahun lalu. Semoga kita dapat lebih melihat lagi bahwa rumah kita yang sejati adalah di surga. Marilah kita bersimpuh di hadapan hadirat Allah dan biarlah memenuhi diri kita dengan Roh-Nya dan mempersiapkan kita untuk tugas-tugas pelayanan apa saja yang direncanakan-Nya untuk kita masing-masing. Oleh karena itu nikmatilah hari Selasa yang indah ini karena besok kita akan mulai memasuki padang gurun dan datang mendekat kepada Allah.
DOA: Bapa surgawi, tolonglah aku agar dapat bertumbuh semakin dekat dengan Engkau, teristimewa dalam masa Prapaskah ini. Tolonglah aku agar mau dan mampu mengakui bahwa aku sebenarnya lemah dan aku membutuhkan kekuatan-Mu untuk menjalani kehidupan dari hari ke hari. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Tiada ulasan:
Catat Ulasan